Bocah Yang Menatap Dunia Dengan Cilukba
Bocah itu tak hirau saat sang angin terus menghempas tubuh mungilnya. Ia tetap berdiri kokoh di pingiran pantai tak rapi itu. Ini peristiwa di suatu tempat, entah dimana, pada suatu ketika. Dan, entah apa yang dipikirkan sang bocah saat ia menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia tengah bercilukba menatap dunia.
Saat ia melepaskan kedua tangan yang menutupi wajahnya itu, ia mersaakan kelegaan. Entah kenapa. Mungkin inilah sensasi yang dirasakan setiap bocah saat tengah bercilukba. Sebuah kelegaan. Saat menutup wajah dengan kedua tangan, sang bocah melepaskankan harapannya,
Demikianlah Bocah yang tengah bercilukba menatap dunia. Angin di pantai tak rapi itu tak berhenti menghantam tubuh mungil sang bocah saat ia telah selesai bercilukba. Kini mata bening sang bocah lebih jelas menatap dunia di depannya. Gelombang laut yang sesekali bergulung, dan perahu nelayan. Adakah bapak ada disana....?, sang bocah bertanya sendiri sambil berharap pertanyaannya dijawab Tuhan dengan kata "ya". Sang angin tak kuasa menahan sesaknya, lalu menjawab diam-diam, "Amin...."
Gambar diambil dari sini
Saat ia melepaskan kedua tangan yang menutupi wajahnya itu, ia mersaakan kelegaan. Entah kenapa. Mungkin inilah sensasi yang dirasakan setiap bocah saat tengah bercilukba. Sebuah kelegaan. Saat menutup wajah dengan kedua tangan, sang bocah melepaskankan harapannya,
"Tuhan, aku ingin sepatu baru. Sepatuku sudah mengeluarkan jempolku bila ia kupakai..." , pekiknya lirih. Tak ada jawaban. Hanya terdengar gemuruh ombak dan deru sang angin.
"Tuhan kembalikan bapak pada kami. Sudah tiga purnama ia tak kembali sejak ia pergi melaut di suatu malam..." lirih bocah itu lagi
"Tuhan, sembuhkan emak. Kasihan emak yang sakit harus berjuang mencari ikan sisa dari teman-teman bapak untuk dijual supaya kami bisa makan....." jerit hatinya lagi semakin lirih.
"Tuhan kembalikan bapak pada kami. Sudah tiga purnama ia tak kembali sejak ia pergi melaut di suatu malam..." lirih bocah itu lagi
"Tuhan, sembuhkan emak. Kasihan emak yang sakit harus berjuang mencari ikan sisa dari teman-teman bapak untuk dijual supaya kami bisa makan....." jerit hatinya lagi semakin lirih.
Demikianlah Bocah yang tengah bercilukba menatap dunia. Angin di pantai tak rapi itu tak berhenti menghantam tubuh mungil sang bocah saat ia telah selesai bercilukba. Kini mata bening sang bocah lebih jelas menatap dunia di depannya. Gelombang laut yang sesekali bergulung, dan perahu nelayan. Adakah bapak ada disana....?, sang bocah bertanya sendiri sambil berharap pertanyaannya dijawab Tuhan dengan kata "ya". Sang angin tak kuasa menahan sesaknya, lalu menjawab diam-diam, "Amin...."
Semoga permohonan Bocah yang bercilukba dikabulkan, Amin..
ReplyDeletemampir siang sebelum jumatan,... mumpung listrik nggak mati.
ReplyDelete'bocah'
ReplyDeletesuka deh klo ada yg manggil 'bocah', hihi
Amin.... semoga terkabull...
ReplyDeletesinggah juga nih mbk.. sblum jumatan.... sama dgn mas Setiawan.. hehehhe... Rencananya kita mau sholat bareng nih.. yg kan Mas...
moga2 terkabulkan... kelegaan di mata saya.. saat saya menghirup kopi panas, dan nikmati dalam kesendirian.. entahlah rasa2nya dunia saya yang punya....
ReplyDeleteterlalu dramatisir ya mba hehe
ya, semoga angin selatan membawa do'a seorang bocah tak berdosa, menembus langit dan menggetarkan Arsy....
ReplyDeletedan saya hanya bisa meng amin i nya.
percaya lah nak..
ReplyDeletejika doa2 kita benar, maka sang angin akan menghantar doamu padaNya..
semoga terkabul.....
@all, terimakasih komentarnya. Ya, mari kita amini harapan dalam cilukba bocah itu. Mari kita doakan bocah itu agar selalu diberiNya jalan kemudahan dan kebarokahan. Siapa tau bocah itu nanti jadi menteri, he, nasib orang siapa tau.
ReplyDeletecilukbaa..dunia anak..megembalikan kita kepada cita rasa alami dunia putih.
ReplyDeleteanaknya lagi nangis tuh... koq di biarin saja :D
ReplyDeletecilukba
semoga cepat terwujud bocah yang masih polos.
ReplyDeleteHalo maaf nih, 3 hari tak bertandang…Maklum, tiap saya mau bloging musti pergi ke warnet terdekat…. Soalnya belum pasang inet di rumah…Jadi maklum kalo jarang komen atau apa…Tapi walalu begitu, bukan berarti aku jarang baca postingan2 anda,,,,selalu….lewat hape, pasti selalu disempatkan…Cuman sayangnya tak bisa komen…Huh, sebal…Ingin kali beli laptop, tapi blum punya uang…..
ReplyDeleteDunia memang seringkali kejam,,,,oleh karena itu kewajiban bagi kita yg WARAS untuk mau merangkul mereka.... Jangan trlalu brhrp para DEWA akan melihat bumi...
Oh ya, tidak lupa. Cerpen Ramalan Madam Durja, Oh Gila! Eps.2 sdh terbit,,,silahkan baca….link’nya ada di shoutbox(buku tamu)
semoga cepat terkabul .............
ReplyDeleteAku pun ikut berbisik... Amin....
ReplyDeleteTulisan yang indah mbak, seperti biasanya..
Mbak Elly emang jago nih....
Maaf baru mampir mbak, 2 hari dinas ke surabaya soalnya..
ReplyDeletedoa yang mulia mbak, pasti tuhan mendengar dan mengabulkan doa anak tersebut. amien
ReplyDeletemaaf ya mbak baru sempat mampir, jadi ketinggalan beberapa cerita nih :)
semoga doa bocah yang tengah bercilukba itu dikabulkan Tuhan...
ReplyDeleteinspirasis elalu datang dimanapun, saya suka sekali bu...
ReplyDelete"angin pantai tak rapi.."
ReplyDeleteaduh mantap itu frase
semoga diijabah-Nya,...Amien,
ReplyDeleteseperti deru itu, ketika mereka bertingkai... aku tak pernah menirukan pesan mereka.
ReplyDeleteseperti tatapannya pada dunia,... aku tak pernah mengira jika angannya adalah emas
seperti pada tiap pintanya, nak.. percayalah do'amu pasti terkabul..
ini tentang siapa? sedih mbacanya...
ReplyDeleteciluk baaa..
ReplyDeleteaku datang
hehehehe
kisah yg menarik mbak,,
dengan cita-citanya
semoga sang anak dapat melihat dunia ini..
amiennn
semoga sang angin terus menghempas tubuh mungilnya, lalu menebar berita tentang si bocah keseluruh ruangan menerpa orang2 yang sedang menunggu telepon dari gedung istana negara. amin...
ReplyDeleteangin semoga selalu membawa kebaikan kepada bumi pertiwi
ReplyDeleteada berapa byk bocah yg spt dia ya...hmm....
ReplyDeleteartikel yang bagus
ReplyDeletenice post
ReplyDelete