
Si Fana diturunkan ke bumi, mengembara mengisi dunia, dunia nan fana. Konon.... kitalah si Fana. Kalaulah kita tidak fana, semuanya indah dan abadi, tidak ada kelemahan, tidak ada kesalahan, tidak ada kekhilafan, tidak ada kekeliruan, tidak ada kebinasaan, apa jadinya....? Semuanya lurus-lurus saja, tidak ada pertentangan, tidak ada kekisruhan, tidak ada perjuangan tertatih-tatih karena persaingan antar kita si fana, apa jadinya....? Apakah itu yang kita inginkan...? Begitu banyak hal yang telah kita alami dengan kefanaan. Cengkeram kefanaan selalu menyentuh kita. Maka marilah kita si fana ini merenungkan sejenak tentang kefanaan kita.
Gambar dari :kamaliyadi.web.ugm.ac.id
Gambar dari :kamaliyadi.web.ugm.ac.id
Saya mau semua lebih sederhana... ah mau-nya si fana.
ReplyDeleteyah mari sama sama introspeksi...
ReplyDeletesalam knal n hangat
-joni-
moga semua fana kekal di surga :)
ReplyDeleteya , kitalah sifana,.....
ReplyDeletemenggenapi perjalanan yang tak pernah putus dari tiap jengkal yg merengkuh direrimba kita.
yang fana hanya di sunia, di akhirat kelak
ReplyDeletesi fanna kekal abadi .
si fana nama lengkapnya Fana Althafunnisa ya???
ReplyDelete:)
wah, kitu udah tau fana, eh masih suka perang-perangan berebut makanan ya mba ...
ReplyDeleteTetapi rupanya, si Fana lebih suka memuaskan 'nafsu sesaat' nya ketimbang patuh pada Penciptanya.
ReplyDeletebener tu
ReplyDeletekita memang si fana yang hidup di fana
jadi pusing dech
hehehehhe
Sebuah renungan untuk semua. Blog juga fana. Blogger juga fana.
ReplyDelete@all, terimakasih komentar (fana)nya. Semuanya mantap. Saya yang fana ini sedang ngupi pagi di pagi yang fana ini, hehe. Mari Lanjutkan hari fana kita. Dengan menyadarai kefanaan kita secara jujur (seperti yang saya baca pada komentar-komentar di atas), insyaallah hidup ini jadi lebih bermakna.
ReplyDeleteAku yang fana ini numpang ngupi di pagi hari, semuanya fana tidak ada yang abadi, yang abadi hanyalah ke fanaan itu sendiri.
ReplyDeleteAku udah agak baikan mbak, udah bisa posting.
Tingkatan fana dalam hakikatnya {sesungguhnya } dalam Ilmu Tuhan atau ilmu Tauhid yaitu sudah menghilang dari nafsu kehambaan..dan yang ada dalam dirinya hanyalah Tuhan...
ReplyDeleteTuhan menciptakan dunia dengan segala rencananya, termasuk kita si fana.
ReplyDeleteTulisan yang indah Mbak....
kalo aku si fulan... :P
ReplyDeletekalu di dunia ini tak ada perjuangan pasti yang ada hanyalah kemaksiatan di muka bumi.
ReplyDeleteHalo sobat, aku berkunjung meningkatkan silaturrahmi mempererat persatuan dan mengutuk teroris di bumi Indonesia dan mendukung gerakan blogwalking :)
ReplyDeleteSemua yang ada didunia ini fana..
ReplyDeleteHuumffh...sepertinya masih banyak diantara kita yang bahkan ingin mengingkari kefanaan itu....Semoga bukan saya ? Betulkah ? Entahlah...
ReplyDelete"semuanya fana kecuali Tuhan Pencipta Fana"
ReplyDeletesi fanny sedang merenungkan kefanaannya. he he he....nice post.
ReplyDeletetak ada yang abadiiiiii,, tak ada yang abadiiii *nyanyi kek gaya ariel peterpen...*
ReplyDeletesi fana baru saja mau berjuang bersaing dengan kefanaan....
ReplyDeletemakasih komennya mbak, kopinya bikin mataku melek lagi, kapan2 aku kesini lagi, blog dengan tema renungan, membuat kita tersadar bahwa kita mesti banyak belajar
tapi si fana itu memiliki sejuta keistimewaan yang terkadang tidak ia sadari.......biarkan hal itu berjalan apa adanya dan biarkan tetap menjadi rahasia baginya,karena ada kalanya rahasia akan lebih indah bila tetap menjadi rahasia
ReplyDeletesemua fana..aq lom pernah coba yang fana2..heheh
ReplyDeletesi fana ini lagi ngunjungin mba elly juga sambil ngupi....
ReplyDeletesemoga si fana lebih banyak mensyukuri apa yang telah diberi penciptanya sehingga tak sia2 ia diturunkan di muka bumi :)
Kita hidup dengan cara yang berbeda-beda dan penyelesaiannya pun berbeda pula..kola hidup ini sama seperti yang lainnya jadi dunia ini enggak berwarna
ReplyDeleteNB:perbedaan bukan untuk persaingan tapi untuk saling melengkapi
maaf mba Elly baru mampir. ko lambat yah ke sini..??? :) duh jadi malu, selalu di duluin.
ReplyDeleteSemoga saya bisa melewati kefanaan tersebut. Insya Allah...
Makasih sudah mengingatkan, mbak...
ReplyDeleteSeandainya tiap orang sadar akan ke-fana-annya, niscaya kehidupan ini akan sangat damai dan nyaman buat kita tinggali.
kerana fana kita tidak boleh mencintai dunia terlalu sgt
ReplyDeleteHidup ini mirip timbangan. Saat yg duniawi atau yg rohani lebih mendominasi kita, pasti akan ada ketidak-seimbangan dlm hidup kita
ReplyDeleteSifana...hidup dalam alam yang sementara...menuntuk kepintaran dan kebaikan agar mampu menjadi bahagia dialam berikutnya...nice post mbak..maknanya sangat dalam..
ReplyDeletesi fana tetaplah fana di dunia ini. karena bumi memang tenpatnya orang fana.
ReplyDelete@all, terimakasih komentar yang mantap ini. Kefanaan kita tidak bisa kita ingkari, hanya harus kita sadari dan pahami bahwa kefanaan kita tidak mengingkari hati nurani kita. Saya yang fana ini sedang bersiap makan malam, tentu pada malam yang fana juga, selamat malam semua.
ReplyDeletefanaaaaa....
ReplyDeletehmmmmmm...
ga ngerti mbak.
mhauhaaa.
:D
bahasanya sulit dicerna anak SMA.
:D
Setiap orang selalu Fana
ReplyDeleteoleh karena itu saat kita masih diberi kesempatan
kalo bisa jangan sampai berbuat sesuatu yang tidak baik
si fana ini cuma sabar menanti keabadian
ReplyDelete