Mengawan Selepas Tengah Hari


Suatu ketika di kota itu. Seseorang terpekur di sudut sebuah ruangan saat matahari tepat di atas kepala. Di Langit, sekelompok awan berarak memenuhi angkasa. Sebagian meninggi, sebagian lagi merendah seakan siap menjamah siapa saja. Putih, bergelembung menggulung angin, dan tampak ringan juga lembut, begitulah sang awan. Betapa seseorang yang tengah gundah dengan segala penatnya itu ingin menidurkan jiwanya sejenak disana.

Saat itu angin berhembus lembut di angkasa. Hembusan yang ia rasakan sangat sejuk saat berdiri ke luar ruangan. Tak lama, hp di sakunya berdering dua kali dengan nada khasnya. Sebuah pesan singkat tiba untuknya. Ketika ia buka pesan singkat itu, ia terlihat begitu terpetanjat, matanya berkerjab-kerjab, bibirnya bergetar. Entah mengapa. Dukakah itu atau kabar bahagiakah....!? Entahlah.

"Sayang, pulanglah cepat, tes packnya positif, aku hamil.....", begitulah pesan singkat istri tercinta. Mata seseorang itu tampak berkaca-kaca, siap mengeluarkan air bening disana. Akhirnya, penantian panjang selama hampir enam tahun berbuah juga. Ia terlihat begitu bahagia. Tengah ia larut dalam suasana itu, iapun mendengar suatu suara berkumandang lewat TOA masjid di kantornya. Panggilan untuk menghadapNya tiba.

Demikianlah kisah seseorang yang tadi sedang memandangi awan. Sekitar lima belas menit setelah itu, iapun memenuhi panggilanNya. Saat dimana ia merasakan kebahagiaan dan keteduhan yang semakin dalam. Ada beberapa detik ia merasakan jiwanya terbang di awan putih tadi. Ia merasakan dirinya mengawan. Lembut, ringan, juga putih dan indah di jiwanya. Ia merasa begitu bahagia. Entahlah kebenarannya. Ini hanya sepenggal kisah selepas tengah hari di suatu titik di bumi ini.

Omong-omong, mengawan ini pernah juga saya rasakan meski dengan situasi dan alasan yang berbeda. Saat tengah jenuh berkelahi dengan sesuatu di jiwa, tiba-tiba seberkas cahaya muncul tanpa diminta (jelas kiriman Dia si Penguasa Fana, jelas karena Dia kasihan pada kefanaan saya), seketika jiwapun terasa indah mengawan. Ketika yang dicinta menyatakan niatnya mempersunting saya dulu kala, hehe, sayapun merasa mengawan. Ya kita semua mungkin pernah merasakan situasi "Mengawan", saat dimana kita merasa begitu bahagia, saat dimana kita merasakan jiwa kita terbang dengan hati yang putih karena kelegaan, juga persaan lembut dan ringan. Mari kita renungkan bersama.

Comments

  1. ternyata daku yang pertama,... sekarang baru bisa baca deh.

    ReplyDelete
  2. Saya juga pernah merasakan bagaikan di awan mbak, ketika aku pertama kali mengungkapkan perasaan aku pada dia dan ternyata gayung bersambut. Wadduh serasa terbang.....

    Sekarang pun aku sementara berada di awan karena nama saya mengandung Awan, wkwkwk....

    ReplyDelete
  3. assalamualaikum,
    gmana kbarnya mbak,dh lama ga berkunjung nih.(ada beberpa ksibukn). menarik sekali mbak,
    "mengawan" pengalaman yang erat dengan sesuatu yang menyenangkan.
    aku "keduax" ga yah?
    wassalam

    ReplyDelete
  4. ternyata,...komentnya diborong ma bang iwan ya,hehe...

    setelah baca ini kok,q malah ingat ma istri evert... yg ditinggal suaminya (korban teror bom)saat beliau melahirkan.

    ReplyDelete
  5. ciiiiieeeeehhhhhh manisnya mbak....heheehheehh

    ReplyDelete
  6. Saya jadi merasa mengawan setelah membaca tulisan ini :D

    ReplyDelete
  7. Mengawan ..terbang melayang ..wah aku pernah mbak..saat suamiku memberi aku sebuah kado berupa puisi ,mengawan karna menyanjungku ..indah ya saat mengawan..

    ReplyDelete
  8. Saya sudah baca,mau komen apa juga bingung mengawan dan awan, bang amriawan..Yang penting komen..

    ReplyDelete
  9. mengawan...??
    adalah lagu yg tak ingin kuhentikan saat ini..
    adalah mimpi yg tak ingin terjaga malam ini..
    adalah cerita yg ingin diceritakan pd bunga2 hingga mekar lebih lama..
    lalu di kabarka pd angin; hingga sang angin bergegas kembali pulang...

    rasa mengawan....rasa ingin terbang tinggi dan entah kapan turun lagi..

    aku ingin rasa ini lebih dr selamanya :)

    ReplyDelete
  10. @Stiawan, hehe, bahagaianya ada "awan" itu dalam dirimu. Siip itu mengawan yang mantap.
    @Neng Rara, wa'alaikumsalam. Ya, begitulah kira2 soal mengawan tadi
    @Ahmad F, ya bs jadi, soalnya sm2 ttg suami-istri
    @buwel, ceileh wel, dirimukan sering jg mengawan
    @G, wah bisa aja G. Mengawang atau mengawan ?
    @Ateh, ya saat mengawan itu mmg terasa indah
    @Eri, hahaha, dasar.
    @Tisti, siip,rasanya gak mau turun ya mbak,maunya kita ya.

    ReplyDelete
  11. bahasanya cukup tinggi...ingat apa tadi he he

    ReplyDelete
  12. cerita bunda selalu menggugah emosi nih..seger..

    ReplyDelete
  13. Mmm... mengawan.. serasa seperti di atas awan.. itulah perasaan saat hati sedang berbunga-bunga. Semua orang pasit pernah merasakan saat-2 istimewa spt itu, mbak..

    ReplyDelete
  14. mengawan emang enak mbak.
    heheh.
    :D

    ReplyDelete
  15. Salah satu ciri khas dari tulisan2 bunda adalah pemilihan judul yg benar2 merangsang pembaca utk membaca tuntas isinya. Yg hebat, karena saya sendiri kadang penasaran utk mengulangi membaca beberapa postingan lebioh satu kali.

    ReplyDelete
  16. Ketika kecil, saya berangan ingin terbang dan menari di atas awan. Sungguh indah mungkin. Tapi, untuk perasaan di atas awan mungkin ketika nanti saya dapet tiket umrah gratis kali yah...?? atau ketika bejo melamar saya kali yah mbak, eh gak melamar dink tapi menikahi saya hehehe...

    ReplyDelete
  17. indah ya kalo kita bisa menemukan jodoh kita yang
    diberikan tuhan dari langit..., mengawan jugah.

    ReplyDelete
  18. awannya baguus,... hihihihihi...

    kapan yah aku merasa seperti di awan...??

    ReplyDelete
  19. kalau aku masih ntar minggu depan
    nasibku tergantung pada hari senin besok nih
    doain yah
    biar nggak kayak awan
    hehehehehhe

    ReplyDelete
  20. mengawan itu indah sekali
    tapi ketika jatuh, bakalan sakit banget karena kita berada di tempat yg tinggi sekali lalu menghempas ke tanah

    ReplyDelete
  21. Setiap kali melihat awan putih berarak-arak di langit yang biru, selalu ada perasaan iri daam diriku. Kok enak ya awan itu bisa terbang tinggi, bebas dibawa angin kemanapun bertiup.
    Mengawan...itu mungkin sama dengan terbang di awang2 ya?

    ReplyDelete
  22. Saya selalu bermimpi menjadi seseorang yang lain dari apa yang saya punyai
    sampai saya berpikir apakah saya ini normal?
    apakah hanya saya yang mengalami hal ini?
    Tapi mengawan untuk menjadi orang lain ternyata adalah sesuatu yang manusiawi
    manusia tak pernah puas dengan apa yang dipunyai

    ReplyDelete
  23. Mengawan ya ?..... Indah nian kata tersebut ...serasa menganwan juga aku membacanya.
    Prosa yang sangat sejuk. tentu sesejuk perasaan yang menulisnya ...lagi mengawan ya ?.

    ReplyDelete
  24. Oooow so sweat ceritanya mbak,,aku jadi ngiri banget meski ada tetesan air mata aku tapi tak apa laah aku suka banget alurnya..beneran deeh aku jadi kebelet untuk merit hehehe

    ReplyDelete
  25. asa itu masih kuat melekatkah?

    ReplyDelete
  26. wah saya melihat foto awan nya saja, sudah terasa mengawannya, jadi ingin ikut merasakan nih mba , tapi lagi susah nih T_T

    ReplyDelete
  27. mengawan? bisa aja bikin istilah.

    ReplyDelete
  28. Indahnya awan itu...
    Kadang sering melamun, andainya diri ini bisa sebebas awan terbang diatas sana...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.