Menatap Alocasia Di Tiupan Angin Sore Ini






Selamat sore sahabat. Sore yang indah, meski fisik saya lelah, sakit mata juga. Di tempat tidur saja, ah bosan juga. Maka bangkitlah saya keluar kamar. Langkah saya, kalau dalam sikon begini, pasti ke halaman saya. Entah halaman depan, samping dan belakang. Kali ini sasaran saya adalah halaman depan rumah. Agak di sudut kanan. Di situlah saya bercokol sejenak, mencari angin, memanjakan mata saya yang sedang sakit ini. Alocasia sp (entah ini jenis yang mana, maaf saya lupa), sedang menghibur saya dengan hijau dedaunannya yang bertambah semarak saat angin meliuk-liukan dengan goyangannya. Saya segera ke kamar lagi, mengambil hp butut saya. Tak lama sayapun jepret sana-sini, mengabadikan Alocasia yang sedang bergoyang-goyang dengan anggunnya di tiupan angin sore ini.

Seperti gambar yang yang anda lihat di atas, itulah pemandangan yang saya lihat tadi. Alocasia itu, menurut saya, begtu indah. Hijaunya begitu terang dan segar, sederhana tapi kuat. Jelas ia berbeda dengan dedaunan tanaman lain. Ia tidak seperti daun jambu air yang pernah saya posting waktu itu. Bila daun jambu mudah sekali gugur bila tertiup angin yang sedikit kencang saja, tidak demikian dengan dedaunan Alocasia ini. Saya sempat tercenung kenapa....? Hehe, jelas tidak seperti daun jambu, karena Alocasia cuma dalam pot, tidak akan jatuh berguguran seperti dedaunan lain. Jaraknya begitu dekat dengan tanah. Alasan lain, hm....mungkin karena kehijauannya begitu kuat. saya pandang lagi tanaman ini. Warna hijaunya memang sangat terang, terlihat sangat kokoh. Saya tidak melihat satupun daunnya yang berwarna kuning. Rasanya jarang sekali saya melihat daunnya yang sudah tua dan kuning. Saya ingat-ingat lagi, pernahkah saya melihat daun kuningnya....? Rasanya pernah, tapi sangat jarang. Ya tanaman ini begitu kokoh. Ia akan menguning bila pertahanannya sudah betul-betul di titik akhir, sudah sangat tua dan sudah sangat pada waktunya menjadi layu. Itupun tidak gugur, tetap menempel di pelepahnya sampai manusia datang untuk membuang helaian daun kuning yang sudah tua dan mengering tersebut. Begitulah.

Saya tercenung sahabat, merenungkan keindahan dan kekokohan nan sederhana milik si Alocasia ini. Betapa Dia telah Maha Pengasih mengirim sedikit makna keindahan dan kekokohan Alocasia ini untuk menjadi penghiburan dan perenungan bagi saya. Mata sayapun, he, terasa segar lagi. Andai kita bisa sesederhana, sekuat dan sekokoh tanaman ini, hm...... hidup ini akan lebih mudah dan lebih indah. Ya, pada setiap mahluk walau sekedar flora, fauna (apalagi kita manusia) terkandung filosofi kehidupan yang khas dan unik, yang maknanya bisa kita petik kalau kita mau. Demikian renungan saya hari ini sahabat. Anda pasti punya renugan sendiri, mari kita renungkan bersama. Selamat sore semua. Mari kita lanjutkan hari kita.

Comments

  1. sekali nampak macam pokok plastik...di rumah say pun ader juga

    ReplyDelete
  2. Aiih cantik bangeeets! (^__^)

    ReplyDelete
  3. wah,....bunga lagi nie yg diposting....
    bunda cinta banget ya ma bunga.mata ini tambah ijo n seger ya..soale sring liat bunga disini.

    ReplyDelete
  4. Seger-2 banget tanamannya mbak Elly nih.
    Alocasia memang tumbuhan yg sederhana, karena tak mempunyai bunga yang semarak warnanya.
    Dia hanya mengandalkan keindahan daunnya yang pinggirnya berlekuk-lekuk dan menonjolkan tulang-2 daunnya yang sangat luar biasa.
    Hmmm.. sayang aku tak punya tanaman ini di rumahku. Bolehkah dikirimkan 1 pot buatku ?

    ReplyDelete
  5. @Zumairi, ya tebal, hijau, mmg spt plastik.
    @Sastra Radio, hehe, terimakasih.
    @G, thanks G. Mayan liat yang ijo royo2, jd fresh mata.
    @Ahmad F, iya, lain kali saya tampilin BCL ya (Bunga juga kan), hehe
    @Reni, betul mbak. Haha,keburu layu dong sampe Madiun.

    ReplyDelete
  6. tanaman di rmh mbk elly pasti bnyk dan bagus2 ya...pantes yg punya rumah suka merenung diantara tanaman2 yg indah.
    aku baru tahu yg ini namanya alocasia sp...kalo saya bilangnya itu kuping gajah..:)
    nice posting, mbk ^^

    ReplyDelete
  7. hehe,boleh juga tuh...
    bunga yang hidup.weeeeekkk

    ReplyDelete
  8. aku menangkap sesuatu dg kalimat; "Jaraknya begitu dekat dengan tanah" ini filosofi antara kehidupan dan kematian.(dari buku yg pernah saya baca). mudah2an ini jadi inspirasi buat Mba bikin tulisan lagi,.

    ReplyDelete
  9. Bunga,dedaunan,tumbuhan rambat maupun apalah namanya,pasti punya serangkaian ciri istimewa yang belum tentu di perhatikan oleh manusia,kecuali yang mau berfikir,
    ketahuilah kawan,sekalipun daun dari bunga/pohon itu berguguran,ia tak akan berhenti untuk menumbuhkan daun-daun lain yang lebih muda dan segar,
    itulah kemurahan hati dari tumbuhan,seberapa kuatpun kita tebang ia....kita rontokan daunya,kita habiskan seluruh kehidupanya,selama akarnya masih tertancap di tanah,maka ia tak akan henti untuk menumbuhkan hijau klorofilnya untuk kita,ia tak kan henti berfotosintesa,memberi kita oksigen,memberi kita keteduhan dan bila di izinkan sampai mencakar langit,ia akan melindungi kita dari teriknya mentari.

    ReplyDelete
  10. ya amprun, banyak sekali tumbuhan di tempatnya mba Eli,

    sepertinya rumah nya sejuk sekali ... :)

    ReplyDelete
  11. met malam mbak... udah lama baru main-main lagi. baca posting mbak, jadi segerrrr lagi setelah hampir 2 minggu ini jenuh dengan pekerjaan yang makin "membelenggu" tepatnya "kerangkeng". kalo dilihat dibaca-baca lagi emang banyak banget yang harusnya jadi bahan pembelajaran hidup, emang kitanya yang gak mau belajar. met istirahat mbak, cepet sembuh.

    ReplyDelete
  12. Aku suka Alocasia,.. dirumah ada 5 pot, tapi tak pernah menyangka bahwa ada perenungan yang bisa dipetik dari bunga itu.
    Nice posting mbak,...

    ReplyDelete
  13. wow ...wow ...bagus sekali bunganya Alokasianya .... keren abis deh ...pasti yang ngerawatnya telaten sekali.

    ReplyDelete
  14. andai punya halaman luas,,bakaln aq kasih tanaman2 macem2..tp sayang rumahnya cuman pas buat kamar doank,,hehehee

    ReplyDelete
  15. Bu Elly.. Apa kabar,maaf baru bisa berkunjung. Hiatusnya kelamaan ya?

    ReplyDelete
  16. Alocasia yang indah..
    lebih indah daunnya..tak ada bunganya..
    keindahan ternyata tak hanya terletak pada bunga

    ReplyDelete
  17. @all, terimakasih atas komentarnya yang mantap ini. Alocasia saya itu sampai saat ini sedang menyemarakkan warna hijaunya di tiupan angin. Saat ini tentu saja angin malam.

    ReplyDelete
  18. renungan yg manis. dari sebuah tanaman aja kita bisa belajar sesuatu ya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.