Leyeh-leyeh Perbincangan Pelabellan di Facebook



Menatap dunia lewat jendela maya. Begitulah saya tertegun saat ini. Ada sesuatu yang hinggap di benak saya saat kemarin tidak sengaja saya buka Facebook. Hiks, meski tidak seintens dulu, saya masih suka berinteraksi dengan para sahabat lewat FB. Sesuai dengan tertera disana kan, Facebooks will helps you connect and share with the people in your life. Dan kemarin sampai pagi tadi saya tertegun dengan sesuatu yang saya tangkap pada interaksi lewat FB tersebut. Interaksi lewat leyeh-leyeh perbincangan di Facebook.

Ya kemarin tidak sengaja saya melihat status salah seorang teman saya di FB. Seperti biasa, saya suka mengkomentari status teman-teman saya, yang menurut saya menarik. Kemarin malam salah seorang teman menulis di statusnya ,
"Ada 2 pilihan dalam hidup, menyukai apa yang dijalankan dalam kehidupan, atau menjalankan apa yang disukai dalam kehidupan". Hm...menarik, saya jadi gatal ingin menimpali.
"Pilihan yang pertama, rasanya monoton, bahkan terkesan terpaksa. Yang kedua, memang lebih menyenangkan. Paling tidak kita akan berusaha mencari apa yang disukai, tentu di jalur yang benar, itulah tantangannya" , begitu timpal saya
"Betul sekali, Mbak Elly. Btw, selamat buat Sriwijaya FC yg sukses jadi juara Copa", jawab si bung teman saya itu. Kami biasa seperti itu, saling menyemangati. Bung teman saya itu, sosok penulis yang hebat tapi sederhana, Mahardhika Zifana, penulis buku Rahasia Kaum Falasha.

Tak lama masuklah komentar dari seorang sahabat yang lain lagi,
"Ieu mah sga filosofi 'Perempuan cenderung menyukai apa yg dia kerjakan, smentara laki2 cnderung mengerjakan apa yg dia sukai' nya ari urg mah ti bheula ge menyukai wanita yg mengerjakan apa yg saya sukai", begitulah isinya. Lebih lengkap bisa anda lihat disini.

Sampai disitu, gubrak!. Saya tertegun membaca komentar sahabat yang lain lagi itu. Bukan karena kalimat terakhirnya, tapi karena pengkotakkan tadi. Perempuan cenderung menyukai apa yang dia kerjakan, sementara lelaki cenderung mengerjakan apa yang dia sukai. Bagi sebagian orang mungkin saja itu benar. Tapi kalimat perempuan dan laki-laki itu saya garis bawahi. Itu salah satu pelabellan yang sering saya temui dalam kehidupan sehari-hari.

Pagi tadi, sambil menunggu rapat nanti siang, saya buka FB lagi. Dan, kembali menemukan kata-kata yang cukup menggelitik bagi saya di salah satu status teman saya yang lain lagi. Seperti ini,
"Kenapa ada mahluk yang namanya wanita....?" demikianlah isinya. Kalimat yang sering kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Sayapun menukas sembari terkekeh. Lebih lengkap bisa anda lihat disini

Sambil saya menuliskan tulisan ini, saya belum berhenti dengan perenungan saya tentang pelabellan ini. Tidak ada yang salah dengan pendapat atau opini kita. Setiap orang berhak menyatakan pendapatnya. Siapapun kita, baik pria maupun wanita. Hanya saja, bagi saya, mengkotak-kotakkan dunia sebagai ini Perempuan, itu laki-laki cuma mempersempit dan mempersumpek diri kita sendiri. Meski perempuan dan laki-laki jelas bukan mahluk yang sama. Lihatlah toliet dan kamar ganti juga dipisahkan dan dilabeli berbeda. He,jelas yang saya maksudkan bukan itu. Pemisahan keduanya menjadi blok yang tidak saling mengerti, dalam kelas dengan level berbeda, itu pelabelan yang tidak saya sukai. Bagi saya, perempuan dan laki-laki adalah mahluk yang harus saling menguatkan dan saling mendukung dengan sinergi sehingga kehidupan kita lebih harmoni. Soal ini, percaya saya, coba saja. Memahami diri sendiri adalah awal juga modal untuk memahami orang lain (baik dia perempuan atau laki-laki).

Saya cuma ingin mengatakan, marilah kita saling mengingatkan untuk saling mengayomi, saling mendukung, dan saling menguatkan, baik kita perempuan ataupun kita sebagai laki-laki. Bukankah Tuhan tidak membedakan (baca mengkotak-kotakkan dunia sebagai) perempuan dan laki-laki. Keduanya adalah sama dimata Allah SWT, yang dinilai adalah amal perbuatannya. Kita saja sebagai mahluk yang lemah sering terpelintir pada logika yang kita buat sendiri. Ini menurut saya lho.

Demikian renungan saya soal leyeh-leyeh Pelabellan di Facebook ini. Ini cuma kebetulan. Pelabellan, pengkotakkan dunia ini atas kelompok atau kelas apapun selalu terjadi, dimana saja. Facebook, hanya salah satu wadah dimana segala keluh-kesah, suasana hati, dan segenap pikiran kita tertangkap jelas di perselancaran dunia maya ini. Dunia maya sebagai salah satu jendela menatap dunia. Paling tidak saya menghargai teman-teman yang berani menyuarakan isi hatinya dengan jujur, sebagai sarana pelepas penat jiwa. Semoga perhatian dari sesama sahabat bisa memberikan sinergisitas dan harmoni. Kita ambil positifnya ya (yang negatif, he, tentu ada). Bahan perbincangan, linknya saya tampilkan atas seizin teman saya tersebut (Izin bung Mahadhika bisa anda lihat disini Terimakasih Bung Mahardhika, juga Pirda Kipli). Para pengelana maya, anda pasti punya pendapat sendiri soal pelabelan ini. Mari kita renungkan bersama.


Gambar diambil dari :
yainal.multiply.com/journal/item/200/Dunia it.

Comments

  1. wah,... setting ceritanya diFB yah??? bunda tolong didd ya FB saya,dan buat temen2 yg lainnya .ini id saya.thanks....
    ahmad_flt@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  2. Sebuah renungan yang mencerahkan...
    Btw ..ternyata masih ada sentimen gender nih ...
    he-he-he

    ReplyDelete
  3. waaaahhh sayang buwel nggak tahu ada di fb seperti itu, yaaah kalo buwel tahu nggak papa juga sih, cuman lihat ajah nggak koment....heheheeheh...
    btw buwel ikut nggak setuju tuh tentang pengkotakanya, wong nggak usah di kotak2 kan khan udah kotak...*lho* hehehehehe

    ReplyDelete
  4. emang tu mbak dunia maya tak ada batasnya n luas bget...
    jadi pas bget klu mbak sampai tertegun

    mbak bleh tukeran link?
    link mbak dah da di blog aku.
    thank

    ReplyDelete
  5. Fb sudah meraja lela nih..haha..aku pun sudah dilumatnya..tapi ya sekedar ikutikutan aja..ga tau mau diapakan..

    ReplyDelete
  6. Saya udah lama mbak nggak buka FB,..
    Pahamilah diri sendiri sebelum memahami orang lain.

    ReplyDelete
  7. kadang menarik juga mencermati setiap status di FB,...

    ReplyDelete
  8. @Ahmad F, sdh tuh
    @Kabasaran S, begitulah pak.
    @buwel, he, yoi wel
    @Sigit, terdampar sambil ngelamun odng git
    @Setiawan, ya bang. Perempuan dan laki-laki mmg tdk sama, tapi bisa saling memahami, saling mengerti. Kalau gak, gak akan ada yang namanya pernikahan, RT. Untuk sampai kesana mmg diawali dengan memahami diri sendiri secara jujur.
    @Tukang komen, iya, kadang menggugah jiwa lho men.

    ReplyDelete
  9. ( Bismillah. mdh2an komen ini berhasil masuk, maaf inet ku lg error).

    mmm..mngkn yg komentar itu, merasa hidup di jaman kolonial dulu kali...

    ReplyDelete
  10. fesbuk...... sebuah wadah yang bisa memberi kita wawasan lebih luas lagi dengan melihat, membaca, dan mengomentari status2 teman2 kita. tapi kenapa saya malah memutuskan untuk berhenti yah (thinking)

    ReplyDelete
  11. Menurutku, perbedaan yg disoroti dalam perbincangan itu wajar2 saja. Dalam arti, pria dan wanita bukan hanya beda dalam fisik saja, namun juga cara berpikir. Makanya ada buku berjudul Mars & Venus, yg mengubah bgmana pria & wanita mengungkapkan pikirannya, dan bagaimana cara memahaminya.

    Sejauh perbincangan itu hanya ajang bertukar pikiran utk lebih memahami lawan jenis, masih OK-OK aja. Lain halnya kalo mulai memojokkan atau merendahkan.

    Yg jelas, di dunia blogger sih pria dan wanita jelas sejajar. Tul gak, mbak? Sekian pemikiranku...

    ReplyDelete
  12. terus terang...ella termasuk org yg ga suka pengkotak2an.....
    pria n wanita itu sama2 makhluk Allah SWT.....saling mendukung...saling membutuhkan...

    Allah SWT aja yg menciptakan kita ga pernah mengkotak2an kita...DIA melhat kita dari amal ibadah kita..buka jenis kelamin, kekayaan, fisik dll...

    so.....mari kita saling menghargai ^_^

    ReplyDelete
  13. btw..soal facebook.....bagi ella jadi bikin deket ma temen2..apalagi yg jauh...dan tentunya temen2 blogger hohohooh

    ReplyDelete
  14. nak main facebook boleh..tapi jgn letak maklumat sebenar diri kita...

    ReplyDelete
  15. aq stuju mbak...!! pelabelan laki2 ma perempuan kurang pas..karena yg membentuk laki2 dn perempuan adalad konstruksi sosial. sayng perbedaan ekstrim sll dialamat pd agama padahal klo mo menelaah lebih dalam agama tdk pernah membedakan laki2 atopun perempuan hanya saja pebedaan yg ada pada laki dan pada perempuan itu saling melengkapi. contoh kecil, kpn kita harus menikah...ya karena dalam pernikahan laki2 dan perempuan saling melengkapi dan mendukung...bukan untuk menunjukkan kekuasaan masing2.

    ReplyDelete
  16. @Tisti, hehe. Mngkn sdg ada gap/benturan sm psgn, mgnkn lho.
    @katakataku, siip. Soal stop dr FB, he meneketehe.
    @Fanda, mantap mbak. Inilah leyeh2 yg sy maksudkan
    @Sussy ella, yep,akur la.
    @zumairi, ya adinda, tergantung kebijakan masing2 org saja.
    @Suzhu, ya saling mendukung dan melengkapi dalam arti luas.
    @'siipbintdk nyaman dgn hubAmgkn gak jg mbak,

    ReplyDelete
  17. Huhuhu, sudah ngetik banyak2 ternyata kok ga masuk? Hadooh!

    Ilang deh kalimat2nya. HUH!

    Intinya: pengkotak2an memang menyebalkan, tapi masalahnya adalah kita semua sesungguhnya telah dididik untuk mengelompokkan sesuatu berdasarkan jenis atau kemiripannya. Penyeberangan2 atau saling silang yang terjadi, karena manusia bukanlah mahluk statis, seringkali diabaikan oleh manusia2 itu sendiri karena mmg lebih mudah untuk menjeneralisasikan atau krn ia tidak siap menerima "penyimpangan2" dari apa yg dipercayainya sebagai sebuah kewajaran.

    ReplyDelete
  18. Persamaan gender yg sedang giat-2nya dilaksanakan toh tetap terbentur pada budaya dan tradisi yg ada di negara kita.
    Stigma itulah yg selama ini melekat pada pria dan wanita sejak lama, sehingga nyaris dipercaya kebenarannya.
    BTW, masih spt itulah gambaran umum tentang masyarakat kita, walau pun sebenarnya sudah banyak yg bisa melepaskan diri dari anggapan itu.

    ReplyDelete
  19. ehm... FB yaah.... bagus tapi renungannyah... thanks yaaah atas pencerahannya... *haiayah opo o kiih...???*

    ReplyDelete
  20. bingung mau komen apa???
    tak baca dulu
    facebook manfaatnya banyak tapi di ambil yang positf saja

    ReplyDelete
  21. Kita suka memberikan 'label' dengan berbagai topik kehidupan ini yaaa...mungkin biar ter-bookmark gitu yaaa...

    Kalo ketemu org yg 'easy going'...nah ntu dia....bisa jadi dia bilang...'gitu aja koq report'...(hayo ada yg beda kan...?)

    Salam....

    ReplyDelete
  22. @all, terimakasih komentarnya yang mantap-mantap ini. G, Reni, Sastra Radio, Rangga, Ajieee, Ammadis,pokoknya semua, thanks. Ini ajang leyeh-leyeh, jadi mari santai saja tuangkan apa yang ada. Ayo LANJUTKAN.......

    ReplyDelete
  23. Selama pe-label-an itu berdampak lebih baik...kita dukung saja...klo terkait emansipasi? pasti nggak setuju dah tuuu...

    ReplyDelete
  24. Hmmm sangat menarik...makasi banyak :).

    ReplyDelete
  25. setiap manusia sama di mataNya. tidak peduli dia perempuan atau pria. yg masih suka bikin kotak2 gender berarti otaknya memang sudah terkotak sedemikian rupa a.k.a sempit.

    ReplyDelete
  26. Inilah kondisi dimana pikiran yang sempit tapi dipaksakan keluar dan dipublikasikan melalui facebook karena untuk mengetes atau paling tidak dia suka dikomentari. Banyak yang berusaha memperkuat "personal branding"nya di facebook tapi justru malah tenggelam oleh publikasinya yang kadang tidak cerdas.
    Saya setuju Mbak. Khusus kepada yang bertanya "kenapa ada makluk yang bernama wanita "? Andaikan dia tahu sejarah wanita pertanyaan itu mungkin pas. Namun mungkin juga dia lupa kalo dia dilahirkan dari seorang ibu yang adalah seorang wanita lantas dia tumbuh dan menikmati keindahan dunia.

    Trims, salam kenal.

    ReplyDelete
  27. wah, mba Elli saling berbagi di FB dengan kata2 yang penuh makna heheheheh,, suka saya bacanya.

    Antara Laki-laki dan wanita :D

    Kalau status saya acak2 kan terus wkwkwkwkkwkw ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.