Buang Jengah di Meja Ini




Pernah dengar kata jengah kan...? Pasti pernah. Saat kata jengah ini saya tulis di kolom judul postingan ini, saya sedang di ruangan saya. Sudah tiba di kantor sejak tiga yang lalu. Kantor lumayan ramai, ada tambahan beberapa anak PKL dari beberapa SMA di kota ini. Ramai yang tidak saya rasakan sebagai keramaian. Saya merasa sepi dan jengah, juga capek. Waktu menunjukkan pukul 10.10 WIB. Hawa dingin berasal dari AC berbaur dengan debu karena ruangan sebelah sedang direnovasi, pekerjaan menumpuk, menambah jengah yang saya rasakan tadi.

Jengah ini sebenarnya bukan saja karena ruangan sebelah direnovasi tadi. Bukan pula karena suasana ramai atau pekerjaan menumpuk tadi. Ini jengah yang lebih disebabkan karena sedang sumpek dengan suasana kita yang saya lihat selama ini. Adem ayem, tapi masalah yang ada tidak pernah tuntas. Lumpur Lapindo tidak beres, masalah TKW selalu mengemuka memberi tamparan memalukan, itu yang saya rasakan. Belum lagi bencana yang sebentar-sebentar datang, kasus korupsi yang terus bermunculan, dan lain-lain. Jelas membuat jengah. Jengah tidak berpangkal, tapi semoga berujung. Kalau jengah ini dilanjutkan, jelas tidak asyik kan.

Sambil menulis ini saya teringat pada hukum LoA (Law of Attraction), bahwa apa yang kita pikirkan berlarut-larut akan menjadi kenyataan. Pikiran akan menyebarkan energi tarik-menarik pada semesta ini. Michael Losier berkata, : "Apapun yang anda beri perhatian, baik berupa energi atau fokus pada sesuatu akan membuat itu masuk ke gelembung Vibrasi anda. Hal tersebut akan direspon kembali oleh semesta kepada anda dalam jumlah luar biasa. Perhatian, energi, fokus pikiran yang anda sebarkan akan kembali kepada anda, menjadi kenyataan untuk anda". Kira-kira seperti itulah pengertian LoA menurut Michael Losier.

Jadi, supaya kekhawatiran saya, pesimistis saya tentang kondisi bangsa kita yang membuat saya jengah tadi tidak menjadi kenyataan, flash......saya buang saja pikiran/perasaan tidak enak, dan membuat jengah tadi. Lebih baik saya lepaskan doa, semoga kondisi bangsa kita ini berangsur-angsur membaik. Mental lemah, malas, gemar korupsi semoga bisa berangsur-angsur lenyap. Masalah-masalah di depan mata (Lumpur Lapindo, kisruh TKW, dan lain-lain) semoga segera menemukan penyelesaian yang baik. Lebih baik positif thingking seperti itu. Ya mari buang jengah dan selalu menghembuskan pikiran positif. Mari membangun negeri ini semampu kita ini. Sebagaimana kalimat bijak seorang Aa' Gym (he, maaf kalau ada yang tidak suka). Mulailah dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang.

Demikian sobat renungan saya tentang jengah ini. Jengah bisa menimpa siapa saja. Jengah saya, jengah anda, jengah mereka, jengah kita. Anda pasti punya pendapat sendiri, mari kita renungkan bersama. Saya minum teh dan makan pempek dulu ya, baru saja saya pesan lewat OB. Jengah ini membuat saya jadi ingin ngeteh saja (ngupi sudah di rumah jam 5 pagi tadi) dan makan sesuatu. sebelum lanjut kerja. Shruuup....sedapnya teh saya.

Comments

  1. Hehehehe... saya justeru jengan melihat makanan mbak, soalnya, dah lama gak makan. Jadi, jengah dengan makanan sehari2 rasanya, pengen pulang :(

    ReplyDelete
  2. benar mbak mari kita berpikir positif ..agar hari-hari kita semua menyenangkan...oh ya mbak.. empek-empek dimeja itu pasti enak..jd pengen..he..hee...

    ReplyDelete
  3. Ooh.. itu toh empek2 yg dimaksud, hmm..enak, saya juga penggemar empek2.

    ReplyDelete
  4. terkadang kita memang resah bila jengah setia menghampiri kita....hhhh....*sama, kok mbk, aku jg lg jengah hari ini*..
    mbk elly lbh beruntung, bila jengah msh bisa ma'em mpek2 yg aku penginiiiii....huhuhuhu..
    mauuuuu doooongggg!!!....
    (_._)'

    ReplyDelete
  5. Jagi kepingin,.....
    Aku sementara istirahat nih mbak,.. ditengah kejengahan....

    ReplyDelete
  6. Ibu ada award knang2ngan dariku sudi kiranya diambil ya..trimakasih

    ReplyDelete
  7. mampir dulu ya....belum ada ide untuk ber koment....heheheee

    ReplyDelete
  8. yah daripada jengah berkepanjangan lebih baik kita coba membenahi diri kita sendiri yuuk.... sapa tau kejengahan yang kita rasakan bersama selama ini ternyata berawal dari ketidak pedulian kita terhadap sesama... seperti contohnya di kota besar.... nama tetangga sendiri aja kadang kita tidak tau... heheheh... coba dikampung... tetangga yang jaraknya lebih dari 5km aja kadang kita bisa kenal.... hehehehe.....

    ReplyDelete
  9. @all, terimakasih koemntarnya. Hehe, kalau jujur, jengah kadang bisa menimpa kita, siapa saja. Jengah di atas, rasanya tetap akan ada walaunpun pemenang pilpres kemaren bukan pasangan LANJUTKAN. Banyak pe-er kita yang belum selesai. Kita tidak punya banyak pilihan, dan harus memilih diantara yang ada. Entah kalau kita tidak berpikir, menagganggap apa yang ada di sekitar baik-baik saja, adem ayem saja, sekedar tutur sapa dengan tetangga lalu selesai. Jengah saya biasa datang, dan seperti biasa juga cepat saya buang, hihi. Ayo Lanjutkan komennya.

    ReplyDelete
  10. mbak, jengah tuh bukannya malu, ya? Aku tertarik ama pempeknya tuh...

    ReplyDelete
  11. ya, kalau trs kita memikirkan bangsa gak akan nemu idealnya Mba,..mending mikirin empek2 gimana bagiin nya Ya..?

    ReplyDelete
  12. @Fanda, hehe, bukannya Jengah itu artinya kesal bercampur sedikit bosan pada situasi ......!?, setau saya lho.
    @Bayunature, siip. Kesini aja bayu, pempek disini maknyus, xixixi.

    ReplyDelete
  13. Pengen empek-2nya... plus tehnya sekalian mbak..
    Aku temani mbak Elly buang jengah sambil menikmati empek-2 yg enak itu dong... Hehehe

    ReplyDelete
  14. hehehe...smagat mbak..biar lagi jengah coba aja tersenyum sambil mikirin hal yg paling mbak sukai abiz itu tarik nafas dalam2 supaya bisa lebih rilek. ato mbak keluar dulu dari keramaian biar cuman 5 menit aja, en jgn mikirin hal2 yg bikin bete, hehehehehe...saran aja mbak dari suzhu si imoet

    ReplyDelete
  15. kalau saya jengah, berarti butuh refreshing. melupakan sejenak hal-hal yang membuat jengah.
    yang paling efektif bagi saya adl jalan-jalan.

    ReplyDelete
  16. @Reni, ayo, kesini aja, hehe
    @suzhu BITES, iya suzhu jengahnya udah sirna, ini tinggal postingannya aja, xixi
    @morishige, paling siip tuh jalan-jalan. Kalau waktu lg mepet, sptnya tdk ada jalan lain, kecuali makan dan ngemil, hehe.

    ReplyDelete
  17. jengah tu maksudnya letih ya kak

    ReplyDelete
  18. wahhh
    Bunda maenannya facebook ya Bun...
    :)

    ReplyDelete
  19. baru balik nie, ... seneng abis dari kampung

    ReplyDelete
  20. wah yang saya lihat adalah makanan tuh yang deket laptop

    ReplyDelete
  21. Duuuh moga jengah berubah bungah, di temani pe empek indah dan kopi nikmah....hahhaahhah. :)

    ReplyDelete
  22. @Zumairi, ya tepatnya kesal bercampur bosan, menurut saya lho.
    @Rusa Bawean, oh iya dong mas Ibnu
    @Ahmad F, asyik yang baru pulkam abis nyontreng
    @ajieee, hehe
    @buwel, hahahaha, dasar welbu.

    ReplyDelete
  23. setahu saya jengah itu gak beda jauh dg risih ato canggung ya? jengah krn berhadapan dg boss, dg orang penting, pokoknya yg lbh tinggi dari kita deh levelnya.

    btw, tuh pempeknya..yummmy....bagi dong.

    ReplyDelete
  24. mari kita buang jengah kita jauh-jauh, dan mari juga kita buang jengah indonesia ini,...

    ReplyDelete
  25. @Sang Cerpenis, ya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jengah maknanya adalah malu, kemalu-maluan. Jengah di tulisan ini adalah jengah dalam makna sehari-hari yang sudah bias dari makna KBBI tadi. Dengan kata lain, jengah yang sering saya temui dalam lingkup pergaulan kita. Jengah disini lebih saya maksudkan sebagai kesal bercampur bosan, sbagaimana yang sering saya temui dalam pemaknaan jengah di lingkup pergaulan saya tepatnya. Terimakasih koemntarnya, ayo kapan2 ke palembang makan pempek yummy tadi.

    ReplyDelete
  26. mau donk bu. pempeknya.....kirim ke bandung yaaaaa

    ReplyDelete
  27. asik bener empek-empeknya nih.
    hehee

    ReplyDelete
  28. Napoleon said, our brain is surrouded by a kind of magnets with a complex system, and the magnets will attract all of power, people, and condition that harmonious with our mind.I think the point is about positive thinking. Believe that everything will be done just like we think. nice posting, sister.

    ReplyDelete
  29. wah beneran ya mbak apa yang kita pikirkan berlarut-larut akan jadi kenyataan??
    enaknya mukirin apa ya biar jadi kenyataan?? hehe... :-)

    ReplyDelete
  30. @Susy Ella, hehe, kesini dong la
    @Andie Gokil, yep, emang asyik jg maknyus
    @Sewa Mobil, boleh, kesini dong
    @Rosi Atmaja. Hm...finnaly,it's the aim of positive thingking, the LoA. Good point. Thanks Rosi.
    @jimox, siip, itulah hakekat LoA mox. Mikirin yang endah2 aja mox. Berpikir positif, berbuat juga posiitf, pasti berkah, hehe.

    ReplyDelete
  31. saat banyak orang lebih memilih "lanjutkan", sepertinya kejengahan itu masih akan "berlanjut" dalam lima tahun mendatang.

    Tapi...kita diberikan mentari pagi setiap hari, dan setiap hari itupula kita ada "kesempatan" untuk berbenah diri.

    (ga dong pasti yah?...sama dunk hehehe...)

    selamat bertemu kembali mbak, hihikz

    ReplyDelete
  32. mampir lagi mbak..ditunggu inpo berikutnya ...cemangat!!!

    ReplyDelete
  33. Aku baru tau kalo jengah itu sejenis atau masih satu saodara sama jenuh yaa??bahkan satu spesies sama Be-Te..awalnya aku enggak tau apatuuh jengah tapi setelah baca semuanya,, beransur-ansur otak aku berjalan dan mulai encer..makasiiih atas motivasi-nya yang membuat aku bisa membuka pikiran aku dengan lebar yang sebelumnya terhimpit oleh kecemasan yang sering melanda aku

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.