Kisah Setetes Embun Pagi


Dia cuma setitik noktah, bergelembung di pucuk dedaunan. Dia indah membulat, terlihat, he, agak pasrah. Dia hanya ada sebelum mentari tiba, kawan. Hanya ada di dinginnya hari yang menyingsing. Gelembung indah lembut dan menyejukkan saya pagi ini. Dia setetes embun pagi ini, saat mentari dari balik pohon kelapa di pojokan halaman tetangga belum muncul.

Tiba-tiba tangan jahil saya tidak sengaja tersentuh dahan dedaunan itu. Sang embun byar........buyar, lepas dan jatuh. Bulatan indah itu menghilang dari pandangan. Hanya tersisa dedaunan yang membasah dari jejak sang embun tadi. Saya.....terpana kawan, kehilangan kata-kata untuk beberapa jenak. Suasana hening muncul seketika, berpadu dengan hawa dingin pagi hari.

Kini saya tengah duduk sendiri memikirkan sang embun tadi. Secangkir kopi di tangan kanan telah saya hirup berkali-kali. Kehangatan muncul di tenggorokan, tapi tidak mampu menghapus bayangan sang embun tadi di benak saya. Dari kejauhan saya pandang dedaunan tempat sang embun tadi bertengger. Entah kenapa saya bangkit lagi menuju dedaunan itu. Masih pagi saat ini kawan.

Dedaunan basah sisa sang embun sudah di hadapan saya. Saya pandangi lagi begitu rupa, hiks maafkan saya telah membuatmu terbuyar dan lepas tadi, ujar saya lirih. Sedang saya begitu, tiba-tiba kebasahan embun itu seperti mengatakan sesuatu pada saya,
".... aku akan muncul lagi wahai insan. Tunggulah aku disini sebelum mentarimu setinggi pohon kelapa itu. Dalam seluruh dasawarsa aku hanyalah setetes embun tapi cahaya seluruh warsa berpendar dalam siklusku... esok pagi aku akan akan muncul lagi...". Begitulah ujar kebasahan embun, sebagaimana ujaran Al Mustafa pengelana dalam Taman Sang Nabi (The Garden of The Prophet, Kahlil Gibran). Lalu suasana kembali diam dan hening.

Saya sekali lagi terpana. Sekali lagi kehilangan kata-kata karena ujaran sisa kebasahan embun pagi ini. Dia begitu pasrah sekaligus tegar dan percaya diri. Itulah mungkin pesanNya yang disampaikan lewat setetes embun untuk semesta ini. Ya tetes embun ini mungkin hanyalah perantara untuk suatu pesan bahwa hidup adalah untuk dijalankan dengan rasa penuh penerimaan, sekaligus rasa percaya diri yang tinggi. Demikian kisah setetes embun pagi ini. Mari kita renungkan bersama.



Catatan :
Gambar diambil dari www.vavai.com

Comments

  1. wah hebat mbak. setetes embun pagi ternyata bisa jadi sumber inspirasi. suatu pelajaran yang berharga mbak bahwa kita harus lebih percaya diri dalam menjalani hidup.

    ReplyDelete
  2. bukankah kelembutan wanita bagai embun dipagi hari....nice

    ReplyDelete
  3. mbak hebat banget ih... dari embun bisa jadi postingan yang keren abis.. salut saya! met minggu ceria mba....

    ReplyDelete
  4. embun slalu bs menginspirasi siapapun dlm level elevasi prespektif yg berbeda,
    tulisan yg bagus, slm kenal

    ReplyDelete
  5. wah tanganya mbak jahil,huehehe...
    btw untuk mjd orang yg pnuh penerimaan n prcaya diri yg tinggi, tuh susah2 mudah gimanaaa.....gt

    ReplyDelete
  6. Seperti embun yg muncul hanya sekejap namun memberikan kesejukan bagi alam sekitarnya, maka dalam kehidupan kita yg singkat ini marilah memberikan kesejukan pada org2 di sekitar kita...

    ReplyDelete
  7. Penerimaan terhadap hidup..., membuat kita mampu melihat peluang dari kelemahan-2 yang kita miliki utk lebih mengoptimalkan diri.
    Nice post..!

    ReplyDelete
  8. Berusaha dan berdoa. Embun juga bisa jadi obat lho Mbak.

    ReplyDelete
  9. suasana pagi memang memberi inspirasi

    ReplyDelete
  10. iseng banget deh nyenggol embunnya...hehe

    ReplyDelete
  11. dan yang pasti, embun tidak pernah menyerah karena berumur 4 jam. meskipun demikian dia tetap muncul dipagi hari. entah bagaimana perlakuan manusia, perlakuan matahari, perlakuan angin yang membuat dia terpecah dan menguap, embun selalu hadir tanpa menyerah...

    ReplyDelete
  12. @all, terimakasih komentarnya. Selamat berhari minggu ya.

    ReplyDelete
  13. hampir lupa bu,,sekalian numpang beken

    ReplyDelete
  14. dg kata lain kita harus pede ya.

    ReplyDelete
  15. salam kenal bunda,
    artikelnya bagus sekali,
    blognya juga kereen ...
    sukses selalu.

    salam.

    ReplyDelete
  16. Begitulah kalau menulis sudah menjadi roh dalam diri, hal yang sekecil apapun dalam hidup ini dapat disulap menjadi sebuah perenungan yang muantavvvv...

    ReplyDelete
  17. embun pagi memang menyejukkan bagi setiap insan.. kesejukannya memberikan ketenangan... embun pagi yang setia datang setiap pagi...

    sejuk banget mbak Elly..

    ReplyDelete
  18. embun pagi yamg penuh tawakkal

    ReplyDelete
  19. embun,

    sebuah kesejukan dipagi hari yang indah

    karena ia hanya muncul sesaat, maka jangan lewatkan hari2 kita tuk bisa bersamanya menyambut sang mentari...

    ReplyDelete
  20. embunnya cantik, tulisannya cantik, yang nulis cantik,

    rayuan maut di hari minggu nih mbak elly, huehehhehe

    ReplyDelete
  21. akan aku tunggu pagi itu dalam cerita hidupku...
    setelah malam menghanyutkanku dalam lingkaran ceritanya.
    tentang embun yang masih tersimpan disebagian senyum dan tangisku

    ReplyDelete
  22. daleeem bangettt....

    posting-an yang sangat bermakna.....

    ibu emang selalu keren euy postingnya heheheh

    ReplyDelete
  23. Ayuk Elly, harusnya postingan newsoul ini dibukukan...

    ReplyDelete
  24. dan hidup tiada kekal...suatu saat bulatan embun itupun pecah dan sirna...

    ReplyDelete
  25. Setetes embun hanya sekejap datangnya
    hanya di pagi hari
    tapi mampu memberikan kesejukan
    hari ini hilang
    tapi esok pagi embun pasti kan datang lagi

    ReplyDelete
  26. ada tugas buat mbak elly di bloggku;)

    ReplyDelete
  27. embun menawarkan segaran pagi hari...

    ReplyDelete
  28. memang hidup itu harus disertai penerimaan dan rasa percaya diri yang tinggi sehingga kita yakin dalam melakukan kegiatan yang kita jalankan...

    wah...
    mbak aku suka artikel mbak rahasianya apa nie...

    ReplyDelete
  29. sekolah yang paling keren ternyata ciptaanNya ya mba ,,,

    keren,keren :)

    ReplyDelete
  30. foto setetes embun pagi di atas daun. bisa terlihat menggelembung seperti itu tentu butuh kemampuan fotografer yang jeli dan alat pemotretan yang canggih.

    satu tetes embun bisa mengatakan banyak hal...

    ReplyDelete
  31. Hidup penuh lika-liku..dituntut tabah dan punya rasa percaya diri yg tinggi untuk menjalaninya...nice artikel mbak..

    ReplyDelete
  32. Embun pagi n Newsoul,
    mmmm........sama-sama menebarkan kesejukan.

    ReplyDelete
  33. embun seperti hidup...
    hidup seperti embun...
    ah... kedua2nya hanya sementara... dan mari kita jalani kehidupan ini dengan segala sesuatu yang indah dan berharga...

    ReplyDelete
  34. jadi ingat, jaman kecil dulu suka ngumpulin titik2 embun di punggung tangan. memindahkan embun dari pucuk rumputnya dengan pucuk rumput yang lain. sangat indah memang...

    ReplyDelete
  35. @all, terimakasih komentarnya. Maaf belum bisa update, ada sedikit kesibukan. Selamat sore semua.

    ReplyDelete
  36. Segala sesuatu kalo dipikirkan ada maknanya, baru bisa mampir lagi nich. Iya templatenya baru. Gak pernah ketinggalan ngopi ya mbak? Sama kalo gitu mah, kalo gak ngopi sakit kepala.

    ReplyDelete
  37. cerita diatas mengingatkan aku pada yayank aku,, begitu kecil,,imut dan indah serta sedap dipandang..tanpa sengaja aku telah melukai hatinya hingga dia pergi meninggalkan aku
    Tapi aku berharap suatu saat nanti dia kembali bagai embun

    ReplyDelete
  38. Embun apakah hanya ada di pagi hari ?
    apakah tdk ada embun di t4 lain
    Siang dan Sore apakah punya embun...
    kayanya gak ada embun siang dan Sore
    Yang ada hanya embun pagi

    ReplyDelete
  39. mampirrr dah lama saya gk kesini hehehehe

    ReplyDelete
  40. Kalau ke sini saya terasa cerah, penampilan, gambar dan tulisan semuanya bikin cerah...
    ditambah beningnya embun...
    adeeeemmm rasanya

    ReplyDelete
  41. ternyata kopi di pagi hari bisa membawa mbak
    Elly tuk melangkah jauh melihat apa yang kadang orang lain gak sempat tuk melihat

    yup janji sang embun
    tetap setia walau kadang tak dipedulikan

    ReplyDelete
  42. subhanallah... ternyata kita bisa belajar dari setetes embun pagi ya!
    Insya Allah semua ciptaan Nya memang tidak ada yg diciptakan dengan sia-sia ya mba....
    nice artikel mba...

    ReplyDelete
  43. oh embun..
    sampaikan salamku untuknya...
    :)

    ReplyDelete
  44. Teringat lagunya peterpan :
    Tak ada yang abadi ...

    ReplyDelete
  45. matahari di senjahari ternyata tak kalah indah dengan embun dipagi hari ya mbak..

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.