KDRT Dan Bu Siti


Gerangan apakah KDRT itu ? Apakah mahluk baru dari planet Mars ? Kenapa ia begitu asing di telingaku ? Demikian bu Siti mengeluh tak jelas. Bu Siti, he, jelas tidak jelas dengan KDRT. Yang dia tau, pagi-pagi menyiapkan pak Bas Kopi, suami satu-satunya, pertama dan terakhir. Ketika cucunya nan Ayu bernama Diah menghempaskan koran yang sedang dibacanya, sambil berteriak "KDRT" lagi, bu Siti cuma melongo.

Nyai (nenek dalam bahasa di Sumatera Selatan), KDRT itu artinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dilakukan suami atau istri. Misalnya suami suka menjahati istri, suka memukul, menyakiti hati dan menyiksa perasaan istri, termasuk menelantarkan istri/keluarga, nah itulah KDRT. Begitu Diah cucu bu Siti menjelaskan dengan sabar. Bu Siti tetap tidak mengerti. Yang dia tau rumah tangga adalah dipinang seorang laki-laki, kemudian lahir anak-anaknya. Tidak ada, dan tidak tau apa itu kekerasan dalam rumah tangga. Saat Diah menjelaskan kata-kata itu pikirannya menerawang pada masa dulu, dulu sekali. Saat ayah Diah belum lahir ke bumi ini.

Saat itu adalah hari yang terang benderang bagi bu Siti. Seorang laki-laki muda ditemani kedua orang tua si lelaki muda, datang menemui orang tua bu Siti. Dia tidak begitu kenal lelaki muda itu, selain sebagai pemuda satu kampung dengannya. Tak lebih seminggu setelahnya lelaki muda itu meminangnya. Lelaki muda itu sanggup memenuhi permintaan ayahanda bu Siti, Mas kawin berupa cincin emas, 2 ekor kerbau, dan 80 batang kayu Tambosu (Tembesu) dalam waktu satu minggu. Permintaan yang cukup sulit dipenuhi, mengingat Tambosu adalah jenis kayu yang paling bagus sekaligus paling sulit dicari di tempat itu. Tidak ada pemuda lain yang sanggup memenuhi permintaan ayahandanya karena kayu Tambosu tersebut. Usianya delapan belas tahun saat itu, tamat cuma sekolah rakyat mungkin karena dibesarkan ibu tiri setelah ibunya meninggal dunia. Itulah hari paling terang benderang dalam hidup bu Siti.

Begitulah awal bu Siti membina Rumah tangganya. Kemudian lahirlah ayahanda Diah, lalu lahir pula para paman dan bibinya. Maka setiap hari adalah rasa mengabdi yang tertanam dalam jiwa bu Siti. Suami yang mengasihi (dengan caranya sendiri), anak-anak yang mengerti dengan kondisi. Lima tahun setelah menikah, si lelaki muda yang menjadi suaminya terserang penyakit yang menyebabkan ia tidak bisa menggarap sawah. Bu Sitilah yang perkasa turun ke sawah. Tidak hanya itu, pada hari kalangan (pasar pekan) bu Siti akan mendayuh perahu menelususri anak sungai Musi, menjual pisang, ubi, juga sayur-sayuran. Pulangnya ia membawa minyak goreng, sabun cuci, rokok paper buat suami, dan uang yang digunakan dengan sederhana dan baik. Semuanya dilakukan bu Siti dengan rasa syukur dan ikhlas, juga cinta yang besar kepada keluarganya. Anak-anak mereka sekolahkan dengan baik. Tidak ada keluhan, tidak ada kekerasan, setidaknya begitu yang dia rasakan. Bila kata ikhlas dan tawakal itu ada, juga rasa salin g memahami dan saling mengerti, tidak akan ada kekerasan dalam rumah tangga. Begitulah menurut bu Siti. Hal yang dialami bu Siti begitu sederhana, bersahaja, mengalir lancar saja. Sedangkan rumah tangga orang-orang sekarang begitu rumit. Itulah kenapa bu Siti tidak mengerti dengan kehidupan Rumah Tangga zaman kini, apalagi dengan istilah KDRT.

Mengapa orang-orang sekarang ribut dengan KDRT ? tanya bu Siti lagi. Diah hanya terdiam. Cucu bu Siti itu kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan bu Siti. Ia sedang tertegun merenungkan kisah rumah tangga bu Siti, neneknya. Bila rumah tangga telah ada sejak zaman Adam dan Hawa, kenapa baru di zaman ini orang ribut dengan masalah KDRT ? Ya karena orang sekarang banyak tuntutannya. Mungkin karena orang sekarang sudah sadar dengan HAM....? Tidak ada orang yang mau menderita, tidak ada orang yang mau mengalami kekerasan, begitu kan. Setiap permasalahan dalam RT mudah sekali mencuat ke permukaan. Begitu banyak masalah KDRT tereskpose ke permukaan, sehingga munculah UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT. Mungkin karena tuntutan hidup semakin tinggi, banyak perempuan juga menopang RT dengan bekerja, dan mereka jelas tidak ingin menderita (he siapa yang mau, seru Diah sinis) . Entahlah. Diah masgul sendiri. Demikianlah sobat. Anda mungkin punya pendapat sendiri, mari kita renungkan bersama. Hari ini cukup melelahkan bagi saya. Tapi mari, kita bantu bu Siti supaya mengerti apa itu KDRT.

Comments

  1. zaman skrg dugaannya lebih teruk dan banyak...dugaan zaman dulu mungkin hanya kemiskinan tapi mereka bahagia...itu kkdg manusia ilang pertimbangan

    ReplyDelete
  2. KDRT itu adalah cermin arogansi laki-laki yang sejatinya telah terkikis harga dirinya
    yang bisa dilampiaskan hanya kepada istrinya
    yang menurut UU memang harus tunduk kepada suami
    seandainya si perempuan itu bukan istrinya
    apakah dia berani melakukannya??
    belum tentu, karena sebagai individu lain perempuan tak harus tunduk kepada lelaki yang bukan suaminya.

    mbak..I am come back..setelah sekian lama hiatus..
    Oh ya, saya hari sabtu ke Surabaya dan Madiun
    liburan saya di sana mbak..
    sayang kita gak bisa bersua.
    Thanks ya mbak udah di approve FBnya

    ReplyDelete
  3. KDRT itu pokoknya yg main tangan dalam nyelesaiin masalah rumah tangga

    kalo soal si istri atau si bapak yang nanggung beban hidup rumha tangga itu lepas dari lngkup KDRT , itu masalah DRT, siapa yg mengalah dan ikhas dia yg menuai pahala.

    ReplyDelete
  4. KDRT, kalau bahasa sms singkatan itu bisa dibaca kodrat. Apa itu sudah menjadi kodrat ya, kalau hubungan manusia telah dikodratkan begitu, liku-liku makin menikung, tanjakan makin tajam, jurang pemisah makin lebar dan dalam dengan titian sempit yang belum tentu bisa maksimal membantu

    ReplyDelete
  5. 1).Gerangan apakah KDRT itu ?

    2).apakah Gerangan KDRT itu ?

    saya rasa bunda mengerti yg saya maksd.bila dijbarkan kalimat 1 dengan 2 berbeda jauh.dari sudut kita memaknai dan memberikn ulasannya,dan kalimat 2 lebih leluasa untuk dipahami dan dijbarkan.


    kayaknya saya sangat setuju dengan kalimat ini

    "Bila rumah tangga telah ada sejak zaman Adam dan Hawa, kenapa baru di zaman ini orang ribut dengan masalah KDRT ? Ya karena orang sekarang banyak tuntutannya."

    ReplyDelete
  6. @Zumairi, yep begitulah sobat
    @Itik Bali, siip deh. Wah gak jd kita ketemuan tik, gpp mungkin lain kl ya.
    @He, sebagian (dr UU No.23 Tahun 2004) itu justru hal2 dlm DRT jadi ruang lingkup KDRT. Katanya KDRT itu bkn sekedr kekerasan fisik. Lihatlah kasus2 sekrg, suami yang tdk memberikan nafkah, dianggap melakukan KDRT.
    @Advintro, mantap vin
    @Ahmad F, wah ulasannya bijak neh. Kalau saya jelas suka, kite seide. Soal pemaknaan kata, siip kapan2 deh kita diskusi lagi sobat.

    ReplyDelete
  7. ya makaNya kalo sebelum merit, kita harus melihat lebih jauh sang calon, bukan hanya di dasari rasa cinta sajah. mungkin hrs melihat akhlakNya kale yah

    ReplyDelete
  8. berarti, dengan berjalannya waktu dan kondisi psikologis manusia pada era zaman yang serba cepat dan padat ini, semoga kenyamanan bisa di dapat pada dimana harapan satu-satunya adalah Dalam Rumah Tangga ( Rumah )
    semoga...

    ReplyDelete
  9. KDRT memang lagi "top" sekarang, pasalnya banyak para istri yang telah sadar hukum, berani melaporkan suaminya yang bertindak semena-mena. Baik secara fisik maupun batin.
    Apakah memang pihak istri saja yang jadi korban KDRT? Mungkin para suami ada juga yg jadi korban KDRT tapi blom ada yg berani melapor, mungkin ?

    ReplyDelete
  10. mungkin kdrt sudah ada sejak dulu tapi...tidak mencuat kasusnya. secara wanita sekarang lebih mandiri dan mengerti apa itu HAM.

    ReplyDelete
  11. Segala bentuk perbuatan yang menyebabkan perasaan tidak enak, rasa sakit, luka dan sengaja merusak kesehatan termasuk juga kategori penganiayaan terhadap isteri adalah pengabaian kewajiban memberi nafkah lahir dan bathin, semuanya dapat dikategorikan dalam KDRT.

    Andai sepotong surga dapat digapai dan disematkan disetiap rumah manusia,...
    maka baiti jannati (rumahku surgaku)
    bukanlah sekedar kata mutiara,
    Namun sebuah kawasan dimana seluruh warganya teduh dalam kebahagiaan.

    ReplyDelete
  12. Lg musim KDRT ya mbak? Sebetulnya dari dulu jg ada mbak, cuma cara berpikirnya yg beda. Jaman dulu istri harus takluk dan tergantung pada suami. Sekarang pikiran wanita lbh terbuka, bahwa suami dan istri konsepnya seperti 2 pemegang saham sebuah perusahaan. Hak dan kewajibannya sama. Asal konsep ini sama2 diyakini dan dilandasi dgn cinta, hrsnya ga ada lg KDRT. Tp org mgkn sering gegabah memilih jodoh, sehingga konsep ini belum jelas, apakah sama antara suami dan istri. Pokoknya cinta, lalu langsung nikah.

    Itulah menurutku, mbak...

    ReplyDelete
  13. Kalau saling mengerti saling memahami dengan kondisi yang ada, tidak menuntut yang berlbihan dan ikhlas bahwa berumahtangga adalah ibadah, insya Alloh nggak terjadi KDRT seperti kisah di atas

    ReplyDelete
  14. yang jelas, kekerasaan dalam rumah tangga memang tidak boleh ada, terlepas dari apakah istri bekerja atau apakah bu siti paham makna KDRT...ini masalah sesama hamba Allah yg harus saling menghormati dan tidak membuat kerusakan di muka bumi ini...halah!

    ReplyDelete
  15. bahagiakanh bu siti? atau dia tidak paham apakah dia bahagia atau tidak?

    ReplyDelete
  16. pokoe hajar aja suami2 yg KDRT mah... *hihi emosi lagi..*

    ReplyDelete
  17. ini sepertinya terproses,& akumulasi dari perselisihan dan tidak bisanya seseorang menghargai hak orang lain dan ditindaki dengan fisik atau ucapan yang menyakiti orang lain..

    ReplyDelete
  18. KDRT, pengennya sich ngga ada lagi
    kasihan yang jadi korbannya

    ReplyDelete
  19. @all, terimakasih komentarnya. Maaf sedikit sibuk hari ini, baru bisa nonline lagi sekarang. Ya, KDRT sejak dulu ada, dmn pelaku bisa laki-laki, bisa jg perempuan. Bedanya, zaman skrg hal tsb banyak skl terekspose karena baik perempuan maupun laki2 makin sadar akan hak dan kewajiban, makin melek hukum. Tetapi, kok kesadaran dan kemelek'an yg meningkat tsb kdg justru tidak menurunkan angka KDRT itu sendiri. Zaman yang semakin canggih dan makin uedan jg menambah kacau kemapanan dan kenyamanan RT. Menurut saya lho.....

    ReplyDelete
  20. Mnrtq UU ttng penghapusan KDRT tdk bisa menghlngkan scara total Kekerasan dlm Rmh tangga. Karena tdk smua kekerasan dlm rmh tangga itu jelek. Ada kekerasan dlm rumh tangga yg hrus ada yaitu Kekerasan yg didasari Cinta sepasang Pasutri demi menghasilkan keturunan. Tdk perlu diperjelas kekerasanx yg seperti apa, yg merasa udh dewasa pasti udh paham...

    ReplyDelete
  21. pernahkah terpikir oleh kita bahwa beberapa lelaki juga pernah menjadi korban KDRT?

    ReplyDelete
  22. Deuh.. ngenes melihat masalah KDRT. Semoga kejadian seperti ini semakin berkurangan. Tapi, semakin ke depan rasanya semakin banyak kekerasan dalam rumah tangga.

    ReplyDelete
  23. Kenapa KDRT makin marak akhir-2 ini ?
    Apakah karena sudah banyak istri yang berani bersuara, sehingga hal yang sama yang dulunya tertutup rapat sekarang terbuka lebar ?
    Apakah karena makin tingginya tingkat stress di tanah air tercinta, sehingga istri di rumah jadi pelampiasannya ?
    Apakah karena terbiasa mendengar dan membaca berita tentang KDRT, sehingga secara tak sadar terpatri dalam pikiran dan ikut pula "mempraktekkannya" pada istri ?
    Apakah.... ?
    Entahlah mbak, banyak sekali pertanyaan yang ada di benakku.
    Semoga Bui Siti tidak semakin bingung...

    ReplyDelete
  24. KDRT tidak harus oleh suami, ada juga yang dilakukan oleh istri, baik pada suaminya, terutama pada anak2nya. Hindari main tangan yang gak perlu. Good posting, komennya juga bagus2.

    ReplyDelete
  25. belum update ya? soalnya aku cuma bisa liat postingan tgl 9 juli nih.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.