Saut Situmorang, Kebebasan Berpikir dan Persahabatan Itu Indah


Kemarin lusa, seorang teman mengirim pesan ke inbox FB saya. Mbak Elly saya sedang di Muara Enim, ada acara sastra. Tanggal 4 Mei saya ke Palembang, acara peluncuran buku saya, jam 2 siang di gedung x, datang ya. Begitu isi pesan sahabat saya itu (Saut Situmorang). Saya jawab, ok Ut, saya usahakan datang, terimakasih infonya.

Maka kemarin sayapun izin 2 jam dari pekerjaan kantor demi teman saya itu. He, ini pertemuan pertama kami. Selama ini kami berteman di dunia maya, lewat FB. Tapi saya mengikuti perkembangan Saut (maksudnya membaca tulisan-tulisannya) juga lewat milis, lewat blog wordpressnya. Pertemuan pertama, sebagaimana anda punya pengalaman juga, tentu sangat berkesan (nanti saya ceritakan). Ditengah sakit kepala saya, serta badan yang saya rasakan agak greges, saya bersabar menunggu panitia menyiapkan acara, padahal saya datang kesana sudah telat 30 menit dari jam 2 siang. Ini biasa saja. Saya sabar menunggu sambil sesekali memegangi kepala saya yang berdenyut.

Akhirnya acarapun dimulai. Jreng...jreng...jreng....Saut tampil membahana dengan suara bassnya yang khas itu. Tentu dengan penampilannya yang khas juga. Rambut gimbal, berkaos oblong dan bercelana pendek ala dia. Lucu juga, meski ini pertemuan pertama, saya langsung merasa akrab dengan Saut. Sebelum acara itu dimulai kami sempat ngobrol singkat. Apa yang saya lihat sekarang sama dengan apa yang saya lihat tentang Saut baik di FB, di milis, dan di wordpressnya. Tidak ada yang berubah, tidak ada yang lain, sama saja. Apa artinya ?, artinya sahabat saya itu seseorang yang konsisten dengan sikap dan pernyataannya. Ini sikap yang saya hargai, sikap yang saya sukai. Salut buatmu sobat, puji saya dalam hati. Selesai acara, saya tergopoh-gopoh pulang, suami sudah menjemput.

Yah begitulah pertemuan pertama kami. Mungkin saat ini sahabat saya itu sedang berada di pesawat yang membawanya kembali ke Jogya. Persahabatan bagi saya lebih dari sekedar bagai kepompong, hehe. Saya bersahabat dengan siapa saja, dari kalangan manapun. Senang-senang saja bersahabat dengan Saut. Persabatan akan memperkaya jiwa, meluaskan cakrawala. Diluar polemik yang ditiupkan Saut tentang banyak hal, tentang TUK dan GM (Teater Utan Kayu dan Goenawan Moehammad), tentang politik sastra itu, persahabatan itu indah. Berteman dengan Saut menambah khazanah saya tentang kebebasan berpikir. Yah kebebasan berpikir Saut dengan teman-teman dari kelompok lain saya hargai. Seperti halnya sayapun mempunyai kebebasan untuk memilih dan memilah mana pikiran mereka yang saya anggap benar dan mana yang saya anggap kurang tepat. Setidaknya saya salut dengan seorang anak manusia gigih berjuang membela haknya. Seorang Saut atau siapapun tentu boleh berjuang melawan hegemoni. Berjuang melawan dominasi dan legitimasi atas sastra yang dilakukan sekelompok orang. Ini yang dilakukan sahabat saya itu. Semoga perjuanganmu berhasil sobat. Harapan saya, semoga sahabat saya itu tidak lupa untuk terus berjuang juga memajukan kelompok Boemipoetranya. Lebih maju dari sekarang tentu saja.

Yah inilah Saut Situmorang dari sisi kekebasan berpikir dan persahabatan dalam renungan saya. Inilah soul journey saya pagi ini, dengan kepala yang masih belum sembuh karena masuk angin, masih agak cenut-cenut. Tidak ada kopi hari ini. He, kalau sedang masuk angin saya tidak berani minum kopi. Pagi ini cukup teh saja. Bagaimana menurut anda teman renungan saya kali ini ? Mari kita renungkan lagi bersama.

Comments

  1. Met pagi jg mbak Elly (yg meski dgn kepala cenut2 masih sempat mengunjungi aku pagi2...). Thanks tuk sharing souljouney-nya spt biasa. Lagi2 hebatnya internet, kita bs berteman dgn banyak org yg berbeda dari kita. Klo di dunia nyata, paling temen kita ya temen kantor, tetangga, teman se-iman, mantan teman sekolah. Pokoknya org2 yg kebetulan punya kesamaan dgn kita. Pdhal dunia ini begitu luas (ga usah jauh2 ya, negeri kita ini aja begitu luas dan kaya). Mari kita buang perbedaan fisik maupun asal-usul, kita satukan minat dan visi lewat persahabatan di dunia maya!

    ReplyDelete
  2. pas buka blognya.. wew ...gondri bo', klo masi kuliah aja jadi saingan saya tu gondiri..hihi

    ReplyDelete
  3. dunia akan terasa indah bila kita di kelilingi oleh sahabat sahabat yang seperti di atas. sukses selalu persahabatan memang sangat berharga

    ReplyDelete
  4. masuk angin ya mas???
    Minum tolak angin....
    (bukan iklan)

    ReplyDelete
  5. kalo masih cenut2, maaf sekali mba, ni kopinya ta minum ndiri aja,jadi gimana? warkopnya udah terlanjur ta pesan dua kupi nih, ampir dingin loh

    ReplyDelete
  6. Keren penampilan pak Saut Situmorang
    dan layaknya sastrawan lain
    nyentrik dan antik
    seneng yo mbak..
    bisa ketemu sahabat yang bisa sehati

    Salut buat Pak Saut

    ReplyDelete
  7. What a wonderful friendship, cool performance of Mr. Saut Situmorang.
    Keep blogging and keep our teen spirit ya...

    regards,
    Jakarta Spa

    ReplyDelete
  8. he..he.. si saut..toh....
    bu..tolong kasi salam...ya...bilang dari si boy...( dari Negara - bali )
    ternyata sudah jadi orang hebat toh dia..he..he..
    tapi dari dulu memang hebat....

    ReplyDelete
  9. salam ya mbak elly buat bang sautnya. kapan2 bisa jreng2 ria sama bang saut,heheheh

    ReplyDelete
  10. Rasta mania dengan rambut gimbalnya.

    ReplyDelete
  11. @all, thanks for your comments
    @boykesn-JengSri, iya mas boy, ini Saut temanmu itu. Mas boyke jg hebat, sy bs merasakan getarannya, hehe. Mas boy dan JengSri, kalau Saut sempat, mungkin dia mampir kesini. Saya sdh minta izin utk buat renungan ttg dia, sdh sy kasih jg link postingan ini.

    ReplyDelete
  12. bukan saja nak puji..tapi rasanya sastera indonesia lebih hebat dari sini bukan.

    ReplyDelete
  13. mbak tinggal di jakarta ya???... sering main ke TUK ya? wah kita bisa ketemu mbak.

    lawan hegemony dan segala konstruksi budaya yang merugikan. MERDEKA!!!

    Hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.