Long Jorney Saat Langit Memerah


Tiba-tiba saja hari sudah senja, he, apa betul begitu...? Tidak, tiba-tiba saja saya baru tersadar kalau, ternyata, hari sudah senja. Entah apa saja yang sudah saya lakukan hari ini. Coba saya ingat-ingat lagi. Bangun tidur, kegiatan rutin pagi hari, lalu ke kantor, lalu bekerja (sambil kadang-kadang buka blog), lalu kegiatan domestik di rumah, hm....apalagi ? Ya, pokoknya seperti itulah. Ketika saya keluar rumah menatap langit di ufuk, warnanya sudah hampir memerah. Inilah langit jingga seperti yang orang-orang katakan. Saat maghrib hampir tiba, langit memerah. Inilah long Journey saya hari ini.

Saya tatap lagi langit itu. Itu langit saya, dan itu juga langit anda. Ya kita dinaungi langit yang sama, entah dimanapun saat ini anda berada. Dan, saat ini langit saya warnanya sudah memerah, barangkali tidak begitu dengan langit anda. Ya, mungkin saja saat ini langit anda warnanya masih membiru, atau bisa juga agak gelap karena ditutupi awan kelabu. Bisa saja begitu karena kita memiliki waktu dan tempat berbeda. Yah, dan saya terpaku disini menatap langit saya yang memerah ini.

Kawan, saat langit saya memerah ini saya tatap, ia terlihat memelas juga tegas, tetapi ada semburat indah disana. Ya, keindahan yang walau cuma beberapa burat itu, cukup menghibur saya sore ini. Hah, betapa hidup dalam keseharian ini seperti berlari tergesa-gesa. Lalu tiba-tiba saya merasa kalah melawan pacuannya. Tidak kawan..., sayalah yang salah merasa bahwa waktu berlari tergesa-gesa, padahal sayalah yang mungkin tidak begitu menghiraukannya. Karena untuk tiba di saat ini, hitungan detiknya tetap sama.

Begitulah rupanya perjalanan saya hari ini. Adalah saya yang insan ini, siapapun, memang perlu banyak merenungi perjalanan kita, our long jorney kita. Dan sore ini, setidaknya saya cukup senang mendapat kesempatan menatap indahnya langit memerah ini sembari menatap refleksi perjalan keseharian saya hari ini. Kawan, saya harus segera pamit, merenungi lagi long journey saya hari ini. Selamat sore semua.

Comments

  1. seringkali kita tergesa dalam ruang2 masa..
    bergegas menyesaki 'tas belanjaan' kita dgn segala macam hedonisme..
    alpa pada hakikat tugas kita dilahirkan sbg manusia..

    demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan yg merugi...

    semoga kita tidak termasuk golongan manusia yg menyia2kan waktu di dunia..

    ReplyDelete
  2. jengsri kok ya jadi merenung2 sekarang yo mbak Elly, merenungi utange akeh tenannnn!!!

    ReplyDelete
  3. ...ia terlihat memelas juga tegas, tetapi ada semburat indah disana... Mbak Elly memang puitis ya, kalo aku melihat langit, ya yg terpikir olehku cuman "wah..langitnya merah", tapi di tangan mbak bisa terangkai kata2 yg begitu indah (jd ikut2an puitis...). Saya setuju dgn yg ini: ...untuk tiba di saat ini, hitungan detiknya tetap sama...
    Memang kitalah yg perlu memaknai tiap detik hidup kita, kalo tidak, berarti waktu itu akan terbuang sia-sia tanpa pernah akn datang lagi...(mode melankolis: on)..

    ReplyDelete
  4. @Tisti, ya itu jg ayat favorit sy (setelah QS Ar Rahman.... maka nikmat Tuhanmu yang mana sajakah yang kamu dustakan).Betapa kita perlu menghargai waktu yg telah kt gunakan, krn setiap detiknya akan kita pertanggung-jawabkan.

    @JengSri, hihihi, gayamu JengSri, utang cinta kalee...?

    ReplyDelete
  5. @Fanda, iya betul, kt perlu memaknai tiap detiknya. Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan comment yg manis ini.

    ReplyDelete
  6. memang saat langit memerah itulah kita mulai menghitung langkah dan segala yang telah terlampaui...

    ...salam kenal..

    ReplyDelete
  7. @Boykesn, mantap. Mmg seharusnya begitu. Salam kenal juga. Oh ya terimkasih sdh jd followers sy. Sy, barusan saja, jg sdh jd followers anda. Terimakasih.

    ReplyDelete
  8. masa hari ini takkan sama dgn hari esok...subuh,zohor,asar maghrib dan isyak hari ini takkan sama dgn hari esok walaupun rakaatnya tetap sama...

    ReplyDelete
  9. long journey selalu inget itu kalo mampir kesini...
    BTW maaf bu pagi ini blom bisa baca postingan awal maret seperti yang ibu katakan.. ini mejeng pagi2 buta. InsyaAlloh ntar malem aja ya kalo udah nyante bru ngerumpi lagi..
    udah mo pergi kerja ni

    ReplyDelete
  10. @Zumairi, ya.....benar adinda, setiap masa (bahkan dlm hitungan detik sekalipun) memiliki keunikannya sendiri.
    @dwina, terimakasih sdh hinggap lg.

    ReplyDelete
  11. Mbak Ely. Salam kenal...thx sudah berkunjung. Blog nya inspiratif, saya link ya...pliiissss....(kaluk diem berarti Oke, kata anak saya...)

    ReplyDelete
  12. @Mbak Sekar, terimakasih atas komentarnya. Ya, silahkan saja, kehormatan bagi saya.

    ReplyDelete
  13. Mbak Elly, panggil saya Ayik...... (sok imut dot com)

    ReplyDelete
  14. renungan yang dalam...

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.