Kopi, Rokok, Atau Jamu Adalah Sebuah Pilihan



Pagi yang indah, seperti biasanya. Matahari baru akan beranjak dari peraduannya. Saya yakin itu. Kalau saya intip, pasti matahari sudah setinggi pohon kelapa di pojokan rumah tetangga saya. Tapi saya sedang malas mengintip matahari pagi ini. Yang jelas, sungguh, kicau burung terdengar sayup-sayup dari tempat saya duduk. Tadi pagi setelah sholat shubuh, begitu ke halaman depan rumah, ternyata Wijaya Kusuma saya mekar semalam (kapan-kapan saya tampilkan gambarnya). Ini menyempurnakan keindahan pagi ini. Selamat pagi semua. Hari yang indah untuk memulai aktivitas. Ya, pagi ini kita merenung agak santai tentang Kopi, Rokok, dan Jamu.

Mungkin sebagian teman sudah tau kalau saya penggemar kopi. Saat tulisan ini saya buat, saat ini, saya benar-benar sedang minum kopi. Kopi saya mantap rasanya, dari biji kopi pilihan (kopi asli kampung saya), sedikit kental, tidak begitu manis, pokoknya semriwing. Setelah merasakan hirupannya, hm....syaraf-syaraf di kepala saya rasanya jadi aktif, siap siaga memberi apapun memori dan file data yang saya butuhkan. Shruuuup...., maknyus.


Suami sedang merokok. Biasa, kegiatan pertamanya di pagi hari. Lucunya dia tidak bisa minum kopi, katanya kepalanya bisa pusing, dia juga mengidap maagh. Teman rokoknya adalah secangkir teh. Saya tanya dia kenapa sih merokok ?, apa enaknya ? berbahaya bagi kesehatan, cuma buang-buang duit saja. Biasalah, omelan perempuan. Dia menjawab taktis, kalau tidak merokok bisa macet, tidak bisa berpikir jernih, pikiran buntu. Kalau macet terus justru saya tidak sehat, kantong bisa cekak, mau cekak....?? Itu jawabannya. Maka demi mendapatkan kondisi tidak cekak tadi, kadang saya yang, hehe, malah menyiapkan rokoknya. Shret...., kepulan asapnya memenuhi ruangan, nyaris mengenai kepala saya. Kadang saya penasaran sekali, seperti apa enaknya merokok itu. Ingin juga mencicipi barang sehisap dua hisap. Tapi dia buru-buru menepiskan saya. Sudah sana...., ini bukan rokok kamu, katanya. Lho, yang mana rokok saya...? Ah saya tidak mengerti kawan (hehe).

Tetangga sebelah rumah, seorang perempuan setengah baya berparas ayu sedang memesan jamu gendong langganannya. Jamu...., jamunya mbak......, tadi terdengar teriakan si tukang jamu menawarkan dagangannya. Pasti saat ini tetangga saya itu sedang minum jamu. Kalau saya, hiy, ogah minum jamu, pahit. Lho kopi kan pahit juga, tapi pahitnya kopi lain dengan pahitnya jamu.. hehe, alasan saya saja. Saya pernah tanya ke tetangga saya itu tentang alasannya rutin minum jamu, setiap hari, setiap pagi. Diapun menjawab taktis sekali. Begini jawabannya......mbak, jamu walaupun pahit menyehatkan badan. Saat di minum terasa pahit, tapi dampaknya pada badan ya menyehatkan. Tidak begitu minum langsung sehat, harus sabar dan telaten. Seperti halnya kehidupan ini, tidak melulu manis kadang ada kepahitan. Dibalik kepahitannya, sebetulnya itu sekaligus obat agar kita kuat di masa depan, itu kalau kita bisa mengambil hikmah. Hm...ya, ya, ya. Saya cukup puas dengan jawaban tetangga saya itu. mungkin itulah alasan filosopis kenapa dia rutin minum jamu. Saya perhatikan dia memang sehat, raut wajahnya berseri-seri. Ada kilau indah yang memancar dari wajahnya. Saya yakin itu bukan karena jamunya. Karena dia mampu mengikhlasi hidupnya, memandang kepahitan hidup sebagai obat di hari depan, seperti halnya filosopi dibalik alasan dia minum jamu tadi.

Begitulah, selalu ada alasan dibalik setiap hal yang kita lakukan. Saya sempat tercenung saat ini. Semua rangkaian kehidupan, adalah soal pilihan. Ya pilihan untuk minum kopi atau bukan kopi (misal minum teh, sirup, atau air putih). Pilihan untuk merokok atau tidak merokok, Pilihan untuk minum jamu atau tidak minum jamu. Semuanya terserah selera masing-masing, menyesuaikan dengan kondisi kita juga. Alasan tentu kita punya, soal benar dan salah itu konsekwensi dari pilihan kita. Orang lain tidak bisa komplain, karena merekapun punya pilihan sendiri yang juga harus kita hargai. Cuma, kalau pilihan kita itu memberi dampak yang merugikan orang lain, mungkin harus kita pikirkan juga cara agar pilihan kita sedapat mungkin tidak menganggu orang lain. Ya...., seperti halnya kita yang juga tidak mau terganggu oleh efek negatif atas pilihan kegiatan orang lain. Inilah soul journey saya pagi ini, mari kita renungkan bersama sambil anda beraktivitas. Saya minum kopi saya lagi ya. Ah, mantap.....!






Comments

  1. Hidup memang penuh pilihan mbak
    mau yang berkualitas atau yang berkuantitas
    mau yang baik apa yang buruk
    mau yang bermanfaat atau yang ber mudharat
    tergantung kita

    bener gak mbak?

    ReplyDelete
  2. Betul mbak! Hidup ini adalah serangkaian pilihan. APa yang kita pilih mungkin terasa asing bagi orang lain, atau malah salah buat yg lain. Makanya, kita jangan lgs menghakimi perbuatan org lain, karena kita tak pernah tahu pilihan yg mereka miliki. Seperti juga aku memilih membaca posting mbak Elly segera setelah membuka blog-ku. Selamat berhari Minggu!!

    ReplyDelete
  3. benar, selalu ada alasan kenapa kita menyukai sesuatu ato membenci sesuatu. tapi kita harus bisa menerima alasan2 itu. krn semua orang berbeda kegemarannya. lam kenal juga. aku dah pernah kemari lho.

    ReplyDelete
  4. saya setuju hidup ini metupakan serangkaian pilihan yang sudah ditakdirkan un tuk kita jalani dengan sebaiknya, kita patut bersyukur akan kesehatan dan umur yang diberikan. Kopi, rokok, jamu dan kopi adalah teman terbaik untuk ngeblog apalagi ngeblog dimalam hari, jadi teman bergadang

    ReplyDelete
  5. aku sih mba peminum segala....

    kopi doyan, teh doyan, susu doyan, jamu doyan, sirop doyan, pokoknya semaunya doyan

    ReplyDelete
  6. @Itik Bali, ya nona segalanya tg pilihan.
    @Fanda, siip mbak slmt weekend ya
    @Sang Cerpenis, betul setuju mbak. Well, thanks
    @eri, hehehe, bersyukur dgn mjd the best, mari
    @Antaresa, sama. Saya ngupi bs, ngeteh mau, nyusu kdg2 iya, sirup ayo, cm jamu yg malas minumnya, hehe.

    ReplyDelete
  7. iya benar saya juga setuju.
    @Antaresa: ini dia yg namanya omnivora. hahaha...

    ReplyDelete
  8. hanya suka kopi hitam. karena kopi harus hitam.
    tapi ada juga lho bu yang terpaksa memilih karena tidak punya pilihan. contohnya, ketika saya menjawab soal multiple choice :D
    *elo aja kali yg dodol bahoo*

    ReplyDelete
  9. waduh!, telat datengnya...komen terakhir deh, g papa y mbk, yg penting eksis di Newsoul hehehe...

    selalu, dr hal yg sepele yg mbak Elly lihat bisa buat postingan yg sangat menarik utk dibaca dan direnungkan...

    sebuah pilihan?.setuju sama teman2 yg diatas mbk, hidup memang ttg pilihan.

    semoga benar memilih kopi menjadi teman setia saat senggang..
    karena bagiku kopi bnyk membawa filosofy hidup, pahit kopi..ibarat kita merasakan pahit/getirnya hidup...dan pahitnya hanya bisa kita rasakan sendiri, tp tetap kita nikmati.

    ReplyDelete
  10. @Ag-log, omnivora jg ya ?
    @Baho, Baho, hihi, alasan aja, tp ikhlas gak ?
    @Tisti, last but not least. Yep, sptnya kt sm2 penggemar kopi. Pahitnya semriwing, hehe.

    ReplyDelete
  11. jika pagi, saya selalu dengan musik yang keras, kopiku kental dan rokokku mantap..he.he kayak iklan jadul ya..
    terlepas dari pengaruh positif-negatif tentu yang paling utama itu adalah pikiran (ikhlas menjalani hidup)serta kebiasaan.
    bagi saya kebiasaan apapun pasti ada nilai, baik plus maupun minus. Itulah hidup....santai aja....

    ReplyDelete
  12. bukan pilihan ah, mba. tapi ambil semua! hehehe aku sih cenderung ke jamu. Kopi sama roko gak suka... terimakasih

    btw, Peer dari mba masih di target share awardku mba, mba terima dulu Award dan Peerku yah...

    ReplyDelete
  13. klo misal kita disudutkan oleh satu pilihan, mana ya kira2 yang harus kita pilih ????
    kopi: kayaknya saya mulai gak suka deh... (setelah dokter menyarankan saya untuk tidak meminumnya)

    rokok : saya juga gak merokok....hufhh...

    jamu:iya apa gak ya....(klo jamu beneran duh pahit)

    tapi jamu saja ah.... biar tetep sehat

    ReplyDelete
  14. @boykesn, saya selalu suka komentar yang agak2 nyeni dr mas boyke (seniman yg tinggal di jembrana ?). Benar sekali mas, santai sj.

    @Advintro,hehe. Tampaknya teratur sekali ya mjg kesehatan. Eh,terimakasih sdh kasih award sy td.

    @Ahmad flamboyant, yep pilihan satu, pilih semua jg boleh asal siap sm konsekwensinya, tau kan. Ok, deh besok sy paketin jamu, hehe.

    ReplyDelete
  15. @boykesn, saya selalu suka komentar yang agak2 nyeni dr mas boyke (seniman yg tinggal di jembrana ?). Benar sekali mas, santai sj.

    @Advintro,hehe. Tampaknya teratur sekali ya mjg kesehatan. Eh,terimakasih sdh kasih award sy td.

    @Ahmad flamboyant, yep pilihan satu, pilih semua jg boleh asal siap sm konsekwensinya, tau kan. Ok, deh besok sy paketin jamu, hehe.

    ReplyDelete
  16. wah sama nih yayangnya mbak elly sama jengsri. suka pusing kalo minum kopi tapi kalo jamu wah jangan ditanya deh jengsri tiap bulan dikirimin satu kardus sama ibu jamu2an, dari pegel linu sampe masalah galian singset,hehehehehe

    ReplyDelete
  17. @JengSri, hah, pasti legit tuh, abis udah rutin mnum jamu, kekeekek. Yah, apapun pilihan kt, pasti ada alasannya, orang lain jg begitu.

    ReplyDelete
  18. legit emangnya kue legit mbak elly,hahahahha!

    ReplyDelete
  19. wah nulisnya bagaikan air yang tertuang ke mulut langsung tercerna dengan cepat.

    Ya filosofinya adalah pilihan - pilihan kita sendiri. dan semua pilihan itu sudah ada resikonya dan resiko itu kita harus siap dan ikhlas menerimanya

    Bu apa mbak ya, kalo aku sarapannya seketemunya aja.Waktu masih kuliah pernah sarapannya Nasi padang aneh juga ya

    ReplyDelete
  20. @Kawanlama95, hehe, soalnya saya orang yang simple, sy tidak suka hal-hal yg ribet. Dunia ini sdh cukup ribet dan memusingkan, katanya. Jadi, ya saya tidak mau membebani pembaca blog sy dengan keribetan, simple sj. Seperti halnya memandang pilihan2 hidup kt. Semuanya sah-sah sj. Saling menghargai dan menghormati, mengingatkan bila diperlukan boleh2 sj asal dgn cr yg baik. Yep, sm sy juga sarapannya sekenanya sj. Cm, pengantar sarapannya tetap kupi dan sedikit cemilan, hihi. Terimakasih atas komentarnya.

    ReplyDelete
  21. Merokok + Ngopi, kebiasaan ku kala menyambut pagi
    Menenangkan pikiran, alasan suami mbak Ijo benarkan...

    Tapi sekarang dah jarang minum kopi, gara2 asam lambung sempet tinggi, rokok tetep jalan tanpa henti...."macam kereta api" seorang kawan mengomentari.

    PILIHAN itu intinya, dalam memilih, pasti dah tau segala konsekuensi...
    Jalankan setiap pilihan tanpa ada pihak yang dirugikan...!!!

    ReplyDelete
  22. Kopi dan rokok adalah dua hal yang saya sangat tidak sukai dan selalu saya hindari....tapi kalau jamu mah saya doyan pahitnya. Filosofinya, rasa pahit keyika minum jamu adalah awal dari sehatnya badan kita...

    ReplyDelete
  23. kopi dan rokok bener2 pilihan yang gak bisa ditinggalkan begitu aja. walaupun sekarang sedang sakit, dari sabtu dan sekarang baru bisa jalan bentar-bentar tapi tetep aja ngeroko jalan... hanya aja sekarang kopi sedang dikurangi maag makin kronis.

    kawan2 dekat aku bingung, "kamu kok vegan ngerokok terus jalan"... berat rasanya meninggalkan rokok.

    ReplyDelete
  24. Merokok + Ngopi, kebiasaan ku kala menyambut pagi
    Menenangkan pikiran, alasan suami mbak Ijo benarkan...

    Tapi sekarang dah jarang minum kopi, gara2 asam lambung sempet tinggi, rokok tetep jalan tanpa henti...."macam kereta api" seorang kawan mengomentari.

    PILIHAN itu intinya, dalam memilih, pasti dah tau segala konsekuensi...
    Jalankan setiap pilihan tanpa ada pihak yang dirugikan...!!!

    ReplyDelete
  25. antara kopi,rokok dan jamu...saya memilih kopi kerana boleh buat saya online sampai larut malam he he ;-)

    ReplyDelete
  26. Tuh gambar cangkir NESCAFE, emang dapat sponsor dari kopi satu ini ya mbak Elly? LOL.

    ReplyDelete
  27. @A Feminist, hahaha, bukan kebetulan itu cangkir yg sy punya. Iya ya seharusnya mrk kasih sy fee neh, hehe, just kidding.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.