Festival Kopi Al Munawar, Ngopi di kampung Arab

Jauh ya ngopi di Kampung Arab. Gak kok, cuma perlu tek ketek ketek, naik perahu ketek dari dermaga Benteng Kuto Besak nyampe deh.

Konon sebelum VOC membawa bibit tanaman kopi untuk dibudidayakan di Indonesia, Palembang telah didatangi para Suadagar Arab membawa biji kopi kering bahkan bubuk kopi sebagai bahan dagangan mereka. Nah sisa keturunan Saudagar Arab itu telah beranak-pinak, sebagian berasimilasi dengan penduduk setempat di sebuah Kampung yang saat ini disebut Kampung Arab Al Munawar di 13 Ulu Palembang.

Jika hari ini saya ngopi di Kampung Arab, bisa ditebaklah mengapa. Yupz, benar, hari ini sampai besok digelar Festival Kopi Al Munawar. Kenapa Kampung Arab, selain karena alasan bekas sentra pedagang pengumpul kopi di Palembang, juga karena Kampung Arab Al Munawar di 13 ulu ini kalau gak salah adalah satu-satunya Desa Wisata di sumatera Selatan yang ditetapkan Kementerian Pariwisata. Mungkin itu alasannya. 

Ngopi di Kampung Arab Al Munawar? Asyik-asyik saja sebab saya memang penyuka kopi. Apalagi ini salah satu ajang mengembangkan kopi lokal Sumsel. Demi alasan terakhir itu, saya bela-belain deh datang. Selesai lembur di kantor tadi, saya ke lokasi. Parkir kendaraan di Museum SMB II, lalu tek ketek ketek naik ketek menuju kampung Arab.

Kampung yang bersejarah, bangunan-bangunan tua. Anak kecil berambut ikal dan berhidung mancung berlari-larian. Perempuan cantik bergamis lalu lalang, persis seperti lagu Qasidah "Suasana di kota Santri" 😊

Ini kali pertama saya ke Kampung Arab. Kampung yang berkesan. Kalau bukan gara-gara Festival Kopi Al Munawar, mungkin saya belum kemari. 

Sebagai sebuah paket festival, tentu banyak yang harus disempurnakan. Bukan saja promosi yang jitu, akses ke lokasi, dan kemasan acara sebagai sebuah paket festival yang layak didatangi. Paling tidak, saya senang Palembang dan Sumsel secara umum telah menggeliat. 

Begitulah. Ngopi di Kampung Arab Al Munawar itu asyik. Datanglah kawan. Salam.















Comments