Memory Pempek Sepeda dan Pempek Mang Keling

Hari ini adalah Ulang Tahun Kota Palembang ke 1329. Entah sejak kapan dia dihitung. Mungkin sejak zaman Sriwijaya dan berlanjut di zaman Kesultanan Palembang Darussalam (Lihat saja disini).  Usia yang cukup tua.  

Konon, kata "Palembang" bisa diartikan sebagai tempat yang digenangi air. Jika dilihat faktanya, memang  jumlah daratan kalah luas dibanding perairan (Rawa, sungai, danau, dll). Mungkin itulah alasan kenapa ikan-ikan perairan darat di Palembang cukup melimpah. Sebuah kondisi sejak zaman dahulu kala yang menyebabkan Orang Palembang mengolah ikan mereka menjadi sesuatu yang saya suka, "Pempek".

Tak bisa dipungkiri Pempek begitu merajalela di Palembang. Bila orang bertanya apa yang paling Palembang dari Kota Palembang, rasanya semua orang akan menjawab serentak, "Pempek". Ya pempek. Palembang is Pempek, hehe. Karena hari ini adalah ulang tahun Kota Palembang yang ke 1329, maka tadi saya sudah sedikit keliling Kota Palembang menurutkan hajat terpendam di kepala saya, makan pempek. 

Tetap saja, sesuatu di kepala saya masih berteriak. Sebab ia tak menemukan sebuah sensasi makan pempek yang dulu. Ya, sebab ini menyangkut memori lama saat kanak-kanak dan remaja dulu. Makan pempek Sepeda dan Pempek Mang Keling, ohhhhh.

Pempek Sepeda itu sesungguhnya masih ada. Sayang tadi siang saya tak menemukannya. Kami (saya dan teman-teman) menyebutnya Pempek Sepeda karena dijajakan dengan menggunakan sepeda. Baunya cukup menyengat karena dibuat dari ikan yang sudah tak segar lagi. Tetap saja, dulu kami lahap menyantapnya. Sebab pempek itulah jajanan (yang terjangkau kantong) kami saat kecil dulu, hehe. Saking begitu lekatnya di ingatan saya, ada saya tuangkan di naskah novel saya (semoga bisa lekas selesai).

Beranjak remaja, saat SMA, jenis pempek yang menjadi jajanan saya berubah lagi. Pempek Mang Keling. Rasanya hm, lumayan yummy. Penjualnya ramah, agak tambun dan hitam manis hingga kami memanggil beliau Mang Keling (Keling = hitam). Bila jam istirahat tiba kami akan mengerubungi Mang Keling di kantin. Tentu pempek ini tak ada lagi meski mungkin banyak penjual pempek yang agak tambun hitam manis seperti Mang Keling.

Begitulah. Selamat Hari Jadi Kota Palembang yang ke 1329. Sekali Pempek tetap Pempek meski tak ada sensasi Pempek Sepeda dan Pempek Mang Keling hari ini. Tak ada Pempek yang sebenarnya Palembang selain yang di Palembang. Bila ingin merasakan sensasi Pempek yang sebenarnya Pempek Palembang, datanglah kesini, hihi. Salam.

Comments

  1. Walaupun saya tidak berasal dari Pelembang, tapi saya suka Pempek juga lho Bu.. :)

    ReplyDelete
  2. Saya suka makan Pempek juga.. Kalau ingat Palembang biasanya jadi ingat Pempek.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.