Tentang Irshad Manji

Dalam seminggu ini, tiba-tiba twitter saya diramaikan oleh berita pembubaran diksusi buku Irshad Manji oleh polisi. Menurut berita yang berseliweran itu, diskusi tersebut diadakan oleh Salihara, dan pembubaran tersebut atas pengaduan FPI..

Begitulah informasi beberapa pihak yang saya dengar. Jujur, sebelumnya saya tak tau sama sekali siapa itu Irshad Manji dan sampai dengan kemarin belum tertarik untuk tau. Semalam, entah kenapa muncul sebuah pertanyaan di kepala saya "Who's Irshad Manji...?". Pertanyaan yang akhirnya menggiring saya untuk mencari tau siapa Irshad Manji hingga saya tiba di official weblognya.

Ya ya ya, akhirnya saya tau sedikit tentang dia. Tau sedikit pemikirannya dan sepak terjangnya. Irshad Manji, perempuan yang disebut sebagai tokoh feminist muslim, hehe. Pemikirannya cukup liberal, tentu saja. Dia memberi ruang "Ijtihad" yang sangat besar di kepalanya atas Islam. Saya kira itu hal yang posisitf sepanjang dilakukan dengan penuh kejujuran. Sadar atau tidak sadar, saya pun sering melakukan hal yang sama dengan cara dan porsi berbeda. 

Saya membaca pemikirannya tentag Al Qur'an. Saya membaca pemikirannya atas kedudukan perempuan dalam Islam. Saya baca pemikiranya tentang bagaimana Islam memandang kaum guy dan lesbian. Hm, hm, hm, meski kekritisannya terlihat agak aneh saya salut. Saya suka dengan orang-orang yang berpikir kritis.

Sampai di titik tersebut, tiba-tiba saya saya mendengar suara-suara,
"Harus kritis juga Soel, kenapa dia seperti cuma sibuk mengkritisi Islam...?"
"Kenapa dia tidak mengkritisi ketidakadilan yang terjadi atas Islam..?"
"Kalau kritis seharusnya dia kritis atas semua ketidak benaran dan ketidak adilan tanpa pandang bulu..."

He, entah bulu siapa yang dimaksud suara-suara itu. Ya, itu suara ilalang di kepala saya.  Dalam hal ini, saya kira ilalang saya itu benar juga. Sayapun harus kritis atas eksploitasi pemikiran Irshad Manji yang disebar di media massa. Hanya pikiran janggal saya. Sebab Ijtihad ada di kepala kita masing-masing. Salam. 

Comments

  1. idolanya kaum liberal. cuih! :))

    ReplyDelete
  2. Hahaha. Cepat terprovokasi. Cepat menarik kesimpulan, keren. Sering-sering mampir ya...

    ReplyDelete
  3. banyak orang yang menuduhnya hanya "sekedar" mempromosikan homoseksualitas, seperti tuduhan orang atas Michel Foucault atas bukunya "The History of Sexuality".

    anyway, what is wrong with that?

    coba saja jika kita berada dalam posisi mereka, seorang heteroseksual yang sialnya hidup dalam masyarakat homoseksual, kita pun bakal dianggap aneh, dan untuk mempromosikan 'kenormalan' heteroseksualitas tentu kita akan melakukan upaya-upaya yang sama ...

    jika Elly 'menuntut' Manji juga mengkritisi hal-hal lain yang ditulis di postingan ini, lantas tugas para kritikus yang lain ngapain dong? masing-masing orang tentu mendapatkan hidayah yang berbeda, sesuai 'tugas' yang dia rasa emban dalam hidup di dunia ini. masak 'semua' harus ditangani Manji?

    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Irshad Manji BUKAN mempromosikan Homoseksualitas! Kalok cumak itu sih, dia biasa-biasa aja. Tapi dia mempromosikan Islamofobia dan dia adalah salah satu tokohnya yang paling agresif saat ini! Walo dia ngaku-ngaku Muslim tapi semua tulisan dan wawancaranya, termasuk programnya di stasiun tipi FOX News di Amerika adalah mengejek-ngejek Islam. Satu ironi tentang Irshad manji: Dia ngaku-ngaku sebagai "ahli" Islam tapi dia sendiri gak bisa bahasa Arab!!!

      Lebih jauh tentang Agen CIA pembela Israel dan pembenci Palestina (dan Arab) ini, silahkan baca di sini:

      http://boemipoetra.wordpress.com/2012/05/04/reviewing-irshad-manjis-the-trouble-with-islam-today/

      Delete
    2. Dan adalah Keterlaluan membandingkan Irshad Manji dengan Michel Foucault!

      Sudah baca keduanya?!

      Delete
    3. Ini satu bonus info tentang Irshad Manji; sesuatu yang gak permah dituliskan oleh media massa Indonesia terutama yang berhubungan dengan Komunitas TUK-Salihara-JIL milik Goenawan Mohamad yang mengundangnya ke Indonesia kayak majalah Tempo dan Koran Tempo:

      The Trouble with Irshad Manji
      http://psreview.org/content/view/26/72/

      Delete
  4. Hehehehe, rasanya saya gak menuntut apapun dari jeng Manji itu. Hanya, saya mempertanyakan kekritisannya. Ya sekedar reaksi atas sikapnya yang mengkritisi apa yang saya yakini. Bila doi menulis tentang Islam (Al Qur'an, perlakuan Islam atas perempuan, dll) dengan sangat emosional dan cara serabutan seperti itu,lalu saya mempertanyakan kenapa , itu hak saya juga kan. Anyway, saya kira jeng Manji atau siapapun bebas berpendapat dan saya hargai itu. Setelahnya, tetap saja kita punya pendapat masing-masing.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.