Luwak, Ketika Sang Pengerat Menaikkan Harga Kopi
Dia sedang berbaring membayangkan nikmatnya secangkir kopi luwak. Hm, luwak. Luwak.Luwak. Rasanya bukan nama yang asing. Ingatannyapun menggelinding pada kisah masa kecilnya dulu. Ya, dalam keluarganya kopi luwak bukanlah hal yang asing. Kakeknya sering mendapat kiriman kopi luwak dari keluarga mereka di tiuh (desa dalam bahasa ibunya). Ibunyapun sering menceritakan tentang proses pembuatan kopi luwak yang konon maha nikmat itu dan mahal harganya. Begitulah. Ingatan tentang kopi luwak itupun meluntur seiring waktu hingga berita tentang fatwa MUI seputar kopi luwak mengemuka di televisi.
He, jadi merasa aneh kalau MUI jadi sibuk berkutat mengeluarkan fatwa tentang kopi luwak. Apa pengetahuan mereka tentang kopi luwak itu minim sehingga harus lewat serangkaian penelitian baru mengeluarkan fatwa halal.
Ia mengernyitkan dahi. Bila hewan saja begitu besar andilnya membantu petani kopi, kenapa kita manusia malah hanya repot berdebat. Luwak saja berjuang keras menaikkan harkat kopi kampung kita sehingga seluruh dunia mencari kopi luwak kita, kenapa kita tidak. Jadi mari pupulerkan kopi luwak kita. Mari meluwak.
He, jadi merasa aneh kalau MUI jadi sibuk berkutat mengeluarkan fatwa tentang kopi luwak. Apa pengetahuan mereka tentang kopi luwak itu minim sehingga harus lewat serangkaian penelitian baru mengeluarkan fatwa halal.
Ia mengernyitkan dahi. Bila hewan saja begitu besar andilnya membantu petani kopi, kenapa kita manusia malah hanya repot berdebat. Luwak saja berjuang keras menaikkan harkat kopi kampung kita sehingga seluruh dunia mencari kopi luwak kita, kenapa kita tidak. Jadi mari pupulerkan kopi luwak kita. Mari meluwak.
kopi luak apaan sih, saya baru denger...
ReplyDeletesorry kuper
dalam hal pencucian harus dikerjakan dengan seksama agar bisa diminum kaum muslim
ReplyDeletemari mbak meluwak, seumur2 baru sekali nikmati kopi luwak. habis mahal banget harganya.., hehe
ReplyDeleteEH, SAYA PERNAH LIAT NIH BERITANYA TTG KOPI LUWAK,,,
ReplyDeleteWUIH, MANTEP AKHIRNYA, BETUL2.. KLO BINATANG BISA, KNP KITA NGGA YA???
Mampir pagi menikmati kopi luwak....
ReplyDeleteseger banget.
err...saya ngerti maksud kopi luwak itu apaan? Maksudnya kopinya dibuat ama luwak ya? hahaha ngaco? duh, kasih pencerahan dung hihihi
ReplyDeleteBsa djlasin g, luwak tuh apaan?
ReplyDeleteSumpah, ane g taw...
@all (Rizal, ridwan, Trimatra, Siroel, Metrolisa, Freya, Lone Fighter,semua) terimakasih komentarnya. Kopi Luwak mantap rasanya mungkin karena biji kopinya sudah difermentasi dalam perut luwak. Kopi ini dibuat dari biji kopi yang telah dimakan dan dikeluarkan dalam bentuk faeces oleh hewan pengerat luwak. Selanjutnya dibersihkan, digoreng dan digiling seperti biasa. Jadi buat teman-teman yang belum tau, he, rajin-rajin nonton berita di tv, atau sedikit googling aja pasti jadi tau, hehe. Becanda ya. Selamat pagi semua.
ReplyDeleteSaya ketinggalan berita, gimana ceritanya, Mbak kok tiba2 diharamkan? dan apa asal muasalnya...??? *nanti nyari beritanya ah...*
ReplyDeleteWah..kayaknya bang Pendi belum pernah nyobain tuh, enak ngga sih ? soalnya mpok Mumun ngga jual kopi itu, katanya mahal...hehehe
ReplyDeleteMet pagi
Salam hangat & sehat selalu...
jadi penasaran bunda gimana lezatya kopi luwak
ReplyDeletekopi luwak saya pernah liat di tv. kalo ga salah di asal_usul.. tapi saya belum pernah mencobanya.. :(
ReplyDeletedimana y mbak bisa dapetin kopi luwak ini?
rasanya gimana ya mba ? aku belum pernah nyoba,jadi penasaran ^^
ReplyDeleteapa kabar mba elly....selamat siang ^_^
Aku masih berkutat dg fatwa yg membedakan halal dan haramnya kopi luwak mbak... hehehe
ReplyDeletewah, belum pernah coba nih kopi luwak. enak gak mbak? lebih pahit ya?
ReplyDeleteDi tempatku ada beberapa kopi
ReplyDeleteTapi untuk yang kopi luwak..adh..tidak ada di rak..apakah memang distribusinya tidak luas ya..
Ah, untuk kopi memang aku lebih baik mendengar dari para ahlinya, termasuk di blog ini..
sayang mbak... aku nggak begitu suka sama kopi...
ReplyDeleteaku penikmat kopi.. tapi kalo kopi luwak aku blm pernah nyicip, konon harganya selangit ya? Tapi biarpun ada fatwa halal buat kopi luwak tetep aja aku 'geli' mbak kalo disuruh nyicipnya.. (teringat bagaimana 'prosesnya' sehingga kopi itu terasa begitu nikmat..)
ReplyDeleteassalamualaikum...
ReplyDeletenah,..saya baru denger juga nih.
kopi luwak?
aneh namanya
salam
setauku sih karena prosesnya itulah maka diharamkan Yuk. Karena biji kopi luwak itu kan keluar dari anus si luwak, maka dikategorikan kotoran/tinja.
ReplyDeletejarang Ngopi nih :D HEHE
ReplyDeletesalam kenal nih sebelumnya, kunjungan perdana nih, biar bisa update postingan terus, blognya saya follow yah.
Jika berkenan silahkan mampir dan follow juga, sekalian tukeran link yuk^
Thx
mampir pagi bunda ngopi
ReplyDelete@Anazkia, ye saya juga heran. Setau saya prosesnya bersih dan hygienis. Mungkin karena mereka gak begitu tau prosesnya. Tapi serkarang MUI sudah bilang itu halal
ReplyDelete@Noor, iye bang mahal. Di kampung-kampung di Sumsel cuma sekitar 60 - 70.000 per kg, keknya dicampur juga.
@Muir Ardi, ya coba deh pak Munir, mantap
@Umarr, di Jakarta juga banyak, bahkan di supermarket
@Senja, sedap rasanya Senja. Kabar baik, selamat pafi Senja
@Catatan Kecilku, he, kala saya malah heran dengan bingungnya MUI itu mbak
@Sang Cerpenis, yang pasti lebih nikmat mbak, hehe
@Hendriawanz, ada, tapi lebih banyak diekspor
@AG.Tjahyadi, wah sayang sekali mas, hehe
@Rita Asmara, he, di Palembang sih masih gampang mendapatkannya mbak. Halal kok
@Neng Rara, wa'alaikumsalam. Hei apa kabar, salam juga
@De Asmara, setau saya prosesnya sudah sesuai syariat Islam. Biji kopi yang sudah dimakan luwak dan dikeluarkan lagi dibersihkan untuk menghilangkan najisnya. Setelah itu dijemur, digoreng, baru digiling. Begitu yang saya tau proses pembuatannya di kampung saya. Jadi itu halal, setau saya. MUI juga akhirnya, setelah menambahkan bahwa poesesnya harus dibersihkan dulu menyatakan itu "Halal"/ Wallahu a'lam bishawab.
@Ka Danar, selamat pagi juga sobat. Boleh aja.
ReplyDelete@murnir Ardi, selamat pagi lagi pak Munir.