Obrolan Ilalang dan Angin Selatan, "Kembali Kepada Fitrah Hati Nurani, Katakan Tidak Pada Korupsi"

Butuh waktu cukup lama bagi ilalang untuk merenungi ini. Tak cukup sehari. Tak cukup seminggu.. Bahkan tak cukup sebulan atau dua bulan bila tak menemukan esensinya. Maka pada suatu sore yang bercahaya, saat langit mulai menjingga, ilalangpun berkata, "Aha...., ini dia jawabannya".

Ya, setelah sekian lama berkontemplasi., memejamkan mata, membiarkan angin meliukkan dahannya ke kiri dan ke kanan. Melatih kepekaan, mencari suara terdalam di relung jiwa. Sang ilalang akhirnya menemukan jawaban atas pertanyaanya soal pemberantasan korupsi.


Tiba-tiba saja, saat sang illalang tengah sibuk memikirkan ini, si Angin Selatan menghembuskan sepoinya pada ialang sambil berkata,
"Tau apa kau soal korupsi bila dirimu kokoh mengakar disini,,,,?", pertanyaan usil si angin selatan, seperti biasanya,
Hening sesaat, sampai terdengar lamat-lamat jawaban sang ilalang.
"Ragaku memang disini. Aku mengakar begitu kuat, karena aku sang ilalang. Tapi jiwaku, bukankah mengembara bersamamu......"
"Aku mengembara lewat helaian bungaku yang ringan dan putih bersamamu"
"Kita mengembara mengisi tiap celah desa dan kota. Mengembara ke segala penjuru kota tanpa disadari manusia"
" Kita mengembara mengisi segala ceruk, melihat tingkah polah mereka...."
"Bukankah telah cukup banyak yang kita lihat, kawan.....?" tambah sang Ilalang lagi. Tentu saja tak ada jawaban. Si Angin Selatan cuma mendesis mengiyakan.

Mereka terus bercakap-cakap. Kadang lirih, kadang begitu berapi-api. Obrolan iseng yang mengemuka begitu saja saat serumpun ilalang yang tumbuh di tepi pagar sebuah komplek digerakkan ke kiri dan ke kanan dahannya oleh hembusan sang angin selatan. Tadi sore, kejadiannya, di sebuah kota..

Bagi sang ilalang, memberantas korupsi tak akan bisa selama manusia masih dipenuhi keserakahan, penghambaan pada materi yang berlebihan. Tak akan bisa dicapai selama manusia bertekuk lutut pada nafsu duniawi. Tak akan bisa dicapai selama manusia tak lagi bisa membedakan mana yang hak dan mana yang bathil.


Seperti yang mereka saksikan, korupsi terjadi di semua lini. Terlihat mengakar begitu kuat, Ada penjual makanan keliling menggunakan bahan pengawet berbahaya, menggunakan mie, saos dan kecap kadaluarsa demi meraih keuntungan lebih banyak. Ada penjual BBM pinggir jalan mengoplos dagangannya. Ada berita yang cukup menghenyakan, ayam yang tidak layak konsumsi, tiren (mati kemaren) diolah dan dijual di pasaran. Banyak pegawai sering korupsi waktu. Banyak pengusaha membuat proyek tidak sesuai spesifikasi. Dan lain sebagainya.

Demikianlah korupsi yang tampak oleh sang ilalang dan angin selatan. Semakin tinggi level pelakunya semakin besar nilai korupsinya. Korupsi begitu meraja dan melela. Manusia korupsi dengan berbagai alasan. Karena lapar. Karena terdesak. Karena ingin untung besar dan serakah. Bila kemiskinan tidak bisa membuat manusia bersabar, maka apalagi bila mereka sudah kaya, mereka akan semakin serakah. Korupsi tetaplah korupsi. Tidak ada yang bisa ditolerir bila memang ingin memberantasnya, desis ilalang

Begitu banyak organisasi,/badan/komisi yang mengurusi pemberantasan korupsi, korupsi tetap merajalela di negara ini. Begitu banyak program/kegiatan yang dicanangkan untuk pemberantasan korupsi, hasilnya sangat jauh jauh dari harapan. Korupsi terus terjadi dengan dahsyat. Akankah manusia membiarkannya...? Tentu saja tergantung keinginan mereka sendiri.

Itulah fakta yang dilihat sang ilalang dan si Angin Selatan. Bila banyak yang tak perduli pada masalah ini, tentu saja korupsi akan terus terjadi. Bila manusia tidak bersatupadu memberantas korupsi, maka bagaimana mereka bisa mengatasinya dengan jitu.

Semua manusia Indonesia harus kembali kepada fitrah. Kembali pada fitrah sebagai manusia yang menjalani hidup ini dengan hati nurani. Hati nurani yang selalu menolak melakukan hal yang bathil. Hati nurani yang selalu menolak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Hati nurani yang selalu menyuruh kita untuk bersikap jujur. Itulah solusi bagi masalah Pemberantasan Korupsi. tanpa kembali ke hati nurani, korupsi akan terus terjadi Bila semua manusia Indonesia telah kembali kepada fitahnya, sebagai manusia yang mendengarkan nuraninya. Korupsi sedikit demi sedikit akan menurun. Pemberantasan korupsi akan bisa ditegakkan.


Untuk itu, semua pihak, semua lini harus bertekad sama. Bertekad kuat untuk merubah mindset, merubah pola pikir. Semua pihak seyogyanya membersihkan jiwanya dari kontaminasi keserakahan duniawi. Semua pihak harus Bertekad kuat untuk kembali kepada fitrah, pada hati nurani yang sebetulnya menolak melakukan korupsi. Sebagai langkah awal, semua pihak harus mengatakan tidak pada korupsi,
  • Seluruh komponen masyarakat, semua level, sepakat kembali kepada fitrah, kembali pada hati nurani. Katakan tidak pada korupsi. Dengan begitu seluruh sendi kehidupan akan dijauhkan dari korupsi. Pedagang berdagang dengan jujur, menjauhi korupsi. Pegawai, pengusaha, guru, semua profesi, menjalankan profesinya dengan jujur, menjauhi korupsi.
  • Seluruh para pihak (stakeholder), organisasi/badan/komisi pemberatasan korupsi harus lebih dulu mengamalkan tekad kembali pada fitrah, hati nurani ini. Bila tidak, pemberantasan korupsi hanya akan menjadi sekedar bualan mereka. Sekedar menjadi sumber periuk nasi saja.
  • Pemerintah, apalagi. Harus lebih jujur dan tegas kembali pada hati Nurani. Merekalah yang harus lebih dulu menanamkan dan menjalankan tekad ini. Tentu diperlukan ketegasan, niat baik, dan tekad yang kuat. Penegakan hukum atas korupsi tidak akan bisa tegas selama aparat sendiri tidak bersih. Bila pemerintah menjalankan program pembangunannya secara jujur, tentu saja kesejahteraan rakyat akan meningkat. Kesejahteraan rakyat, yang meningkat secara tidak lagsung akan mengurangi minat melakukan korupsi pada rakyat kecil. Bukankah katanya bila program pemberantasan kemiskinan dilaksanakan dengan baik, kemiskinan akan menurun. Seharusnya kan.
Begitulah obrolan sederhana sang illlalang dan Angin Selatan soal pemberantasan korupsi. Sebuah obrolan seadanya (berdasarkan fakta yang mereka lihat). Mereka berdua (apalagi saya) sudah cukup muak dengan banyaknya organisasi/badan/komisi, program/kegiatan yang digadang-gadangkan dan dicanangkan sebagai pemberantas korupsi, Toh korupsi makin marak. Menimbulkan perseteruan dan konflik ala cicak dan buaya yang membuat miris.

Semoga kita bisa sedikit merenunginya. Semoga manusia Indonesia bisa kembali kepada fitrahnya sebagai manusia yang mendengarkan nuraninya. Nurani yang menolak korupsi. Katakan Tidak Pada Korupsi. Dan, he, saya tambahkan catatan mereka berdua dengan menyitir motto Aa' Gym, bila ingin melakukan perubahan besar, maka setiap diri harus memulai. dari diri sendiri. Mulai dari yang kecil. Dan mulai dari sekarang. Hm, kelihatannya sang illalang dan angin selatan setuju dengan kalimat Aa'Gym itu. Mereka tampak tersenyum.

Hari mulai gelap. Siluet ilalang yang dahannya tengah bergerak dihembus Angin Selatan itu semakin eksotis di mata saya. Selamat bercengkerama kawan, bisik saya pada mereka. Biarkan kami merenungi obrolan sederhana kalian. Maka marilah kita renungkan, tentu saja bila kita berkenan.

Comments

  1. Wuih, pertama kali membuat postingan untk ikut kompetisi. Capek juga. Hasilnya, hehe, jangan tanya, seadanya, sederhana. Beginilah orang gaptek ikut kompetisi. Pokoknya bisul saya hari ini sudah pecah, alhamdulillah. Semoga tulisan ini meski sedikit, ada manfaatnya. Selamat malam semua.

    ReplyDelete
  2. wedew....curang!! di parkirin sendiri...., hehe

    ReplyDelete
  3. Tapi semuanya harus kita kembalikan ke pada sistem yang berjalan...bila brainware nya cerdas, hardwarenya canggih namun saat komponen dalam sistem ada yang corrupt file..maka sekalipun di adakan pembersihan...akan timbul suspect2 baru yang semakin menjalar......

    ReplyDelete
  4. smrangat bu elly.......adit dukung terus deh.....

    ReplyDelete
  5. korupsi seperti ilalalng, di tangkep satu muncul seribu.
    pemberantasan korupsi akarnya di jiwa bukan di raga, maka sirami jiwa dengan petunjukNYA agar raga tak sia-sia.

    ReplyDelete
  6. @Fi, mantap sobat. Seperti itulah yang saya maksud
    @Adit, terimakasih dit. Ya, ini solusi awal yang ditawarkan sang ilalang. Namanya juga ilalang, seperti biasa, seadanya, mengingat dia sudah bosan pada bahasan soal sistem, komisi, badan pemberantasan korupsi dll. Toh orang-orang di dalam sistem itu sendiri juga korupsi. Seperti kata Fi, akarnya di jiwa. Semua pihak, semua lini harus dicharge jiwanya.

    ReplyDelete
  7. Tak pernah tidak sang ilalang memberitakan hal-hal yang berguna bagi kita, kecil-besar tak lepas dari pengamatan, dan kini renungan dari akar hingga ke puncak.

    ReplyDelete
  8. wow.. setuju banget nih.. ^^ dalem banget euy artikelnya.. ^^ mantaaap...
    btw, makasih ya atas partisipasinya..

    ReplyDelete
  9. saya seuju pada Fi, ini masalah jiwa....jangan2 ini bisa disebut jenis penyakit jiwa...aaaarghhh...serahkan kepada ahlinya...siapa lagi ?

    ReplyDelete
  10. wah, selama manusia tak takut akan siksa ilahi, korupsi tak bakalan berhenti...
    makasih tuk obrolan ilalang dan angin selatannya mbak...

    ReplyDelete
  11. hihiihihi, bisul sayah belum pecah mbak, udah masang bannner, artikelnya belum juga bener... :-)

    ReplyDelete
  12. horee..!! mbak elly ikutan juga!! kereenn neehh... masih dengan ciri khas tulisannya mbak elly, tetep ada 'ilalang'nya euy!!

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah. Ini dia yang aku tunggu-tunggu. Akhirnya bunda Elly ikut kompetisi juga. Aku jagokan tulisan bunda untuk menang. Mari sama-sama berantas korupsi.

    ReplyDelete
  14. @all (Hendriawanz, Cerita inspirasi, Sekar Lawu, Buwel, A-chen, YoliZZ, Ivan, Munir Ardi, semua) terimakasigh komentar dan dukungannya. Tulisan seadanya, meski begitu semoga ada manfaatnya. Ayo wel, cepat buat postingannya.

    ReplyDelete
  15. Hebat bener mbak.., bisa menulis sebagus ini tentang korupsi. Ternyata mbak Elly ikutan kompetisi juga ya..? Good luck ya..? Aku malah belum punya ide... :)

    ReplyDelete
  16. Andai semua kembali pada hati nurani.., ya mbak?
    Pasti korupsi di segala lini kehidupan ini akan dapat diatasi.

    Obrolan yang mantap antara angin selatan dan ilalang. Khas dan menggelitik.

    ReplyDelete
  17. Menyedihkan memang bila hati nurani sudah kebal, mbak. Mari katakan tidak pada korupsi.

    Semangat!

    ReplyDelete
  18. Kuacungkan 2 jempol, mbak. Tumben2nya posting segini panjang. ternyata ikut kompetisi ya? Moga menang deh, soalnya tulisan mbak Elly selalu unik. Memang sulit memberantas korupsi, apalagi kalo hati nurani sudah dilupakan orang.

    ReplyDelete
  19. kereen..dari ilalang ke korupsi. tulisan ini buat lomba ya?

    ReplyDelete
  20. moga hujan mendengar dan membasuh nurani yang telah pekat oleh goda dunia. say no to korupsi !!!

    ReplyDelete
  21. pengisahan yang mantap soal korupsi lewat ilalang. Saya belum buat malah, mbak. Masih nyari inspirasi (deueu ...)

    ReplyDelete
  22. korupsi memang jadi momok yang bukan saja memalukan, tapi sungguh memilukan bagi seluruh bangsa ini. Setuju sekali, mari kita katakan TIDAK pada korupsi, kita lakukan PEMBERANTASAN korupsi, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini...

    ReplyDelete
  23. Semangat ikut kompetisinya mbak!
    aku juga mau ikutan
    cuman belum buat postingannya
    mungkin nanti malem

    Korupsi membuat orang jadi endut
    perutnya, uangnya tapi isinya dosa semua

    ReplyDelete
  24. @all (The Others, Catatam Kecilku, G, Fanny n Fanda, Sang Cerpenis, Rosi, Annie, Abi Sabila, Itik Bali, semua) terimakasih komentarnya. Ayo, katakan tidak pada korupsi. Mbak Annie, Itik Bali, siiip, ayo bikin postingannya.

    ReplyDelete
  25. artikel yang bener-bener bu elly banget, ilalang dan angis selatan yang selalu bersama-sama, bahkan ngomngin soal korupsi aja sama-sama,

    katakan tidak sama korupsi, meskipun ngga ngerti, aku ikut-ikut aja dech buk hehehe

    ReplyDelete
  26. Tidak bosan Bu saya membacanya. Betul-betul bagus :)

    ReplyDelete
  27. kasusnya sama aja kaya isu global warming, yuk. semua gak suka, semua protes, semua mencaci atas tiap hal yg membuat global warming makin menjadi...

    tapi kenyataannya, mereka2 juga yg buang sampang sembarangan, pake styrofoam & plastik terus-menerus, buang2 SDA (kertas, tisu, air, listrik, dll) seenaknya, dll dll...

    apalah bedanya sama korupsi ini. yeah, tapi memang kita ga boleh apatis utk trs mengajak kpd kebaikan. & tentunya, dimulai dari diri sendiri :)

    ReplyDelete
  28. Artikel yang benar mantap mbak....sebuah kiasan yg dirangkai penuh makna yang tajam tentang fakta korupsi yg skrg lg merajalela...

    ReplyDelete
  29. @Inuel, kan lebih afdol dengan ciri khas kita sendiri nuel.
    @Ajeng, terimakasih mba Ajeng
    @de asmara, mantap komengnya. Intinya seperti itulah sobat
    @Dinoe, thanks sobat. Ayo katakan tidak pada korupsi.

    ReplyDelete
  30. Selamat berkompetisi, artikelnya bagus, semoga berhasil!

    ReplyDelete
  31. ini sih bukan sedikit mbak. tapi, banyak. Dan, memang kenyataannya githu. Korupsi, harus dienyahkan dari diri sendiri.

    ReplyDelete
  32. Sumpah ini artikel menyentuh hati banget.. untuk kompetisinya sukses ya shob. ayo berantas tikus2 politisi yang bisanya hanya menggerogoti saja

    ReplyDelete
  33. wah... mantab banget mbak... moga sukses dengan kompetisinya ya...

    ReplyDelete
  34. @all (Nuansa Pena, Anazkia, DJ Black Inspiration, AG Tjahyadi, semua) terimakasih komentarnya. Mari katakan Katakan Tidak Untuk Korupsi.

    ReplyDelete
  35. kweren koq Mbak artikelnya, saya malah ndak bisa kalo suruh nulis tntng politik kyk gini.

    ReplyDelete
  36. @Kang Sugeng, Halo kang. Saya juga menghindari hal yang ribet kang. Ini cuma obrolan santai ala ilalang dan angin selatan. Apa hal mendasar yang mereka lihat di realita.

    ReplyDelete
  37. siang mbak.. maaf baru mampir...

    ReplyDelete
  38. Nah itu bu........sama juga dengan menginstal sistem dengan master yang baru kan hehehe....

    ReplyDelete
  39. ternyata korupsi sudah begitu santer disemua lini, sampai ilalang dang angin selatanpun bisa mengerti akan hal itu.
    Postingan mantap Mbak...
    Moga bisa menang.

    ReplyDelete
  40. ikutan kompetisi cerita inspirasikah mba el?
    moga menang ya.. ntar aku beli bukunya.. ^^

    korupsi kayanya emang sulit banget buat diberantas ya mba..

    ReplyDelete
  41. Selamat ikut kompetisi... smoga berjaya dan menang...... bagus dan keren.....

    ReplyDelete
  42. @all (Buwel, Aditya, Stiawan, Syifa, A-chen, Krisanto, semua) terimakasih komentar dan dukungannya. Selamat beraktivitas. Ayo, katakan tidak pada korupsi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.