Senja Dengan Rasa Yang Menyublim
Dia bersemi di titik kulminasi pagi, pada ufuk yang membelah awal hari
Dia bersendiri sejenak menyepikan hati, saat orang-orang tak henti mentertawakan diri sendiri
Dia berlari dari tikaman kerlip sinar matahari, saat panasnya menyerngitkan dahi
Dia berdiri di ketinggian rasa, pada senja yang semakin meninggi dan menyublim
Senja ini, rasa itu semakin menyublim. Betapa ketinggian rasa itu tak terdefinisi, tidak juga oleh dirinya sendiri. Kecuali bisa ia rasakan belaiannya, kelembutannya. Diapun bersiap membagi rasa yang ia pahami itu, entah kepada siapa. Begitulah senja dengan rasa yang semakin menyublim milik seorang yang berdiri di garis senja. Semoga kegelapan malam belum segera tiba untuknya, sehingga subliman rasa itu masih bisa merekah di jiwa-jiwa yang menanti.
ye ...masa berlalu begitu cepat...adakah aku menyedarinya...
ReplyDeleteaku jadi rindu dengan keindahan senja yang lama tak kutatap sampai sekarang...semangat..
ReplyDeletesenja berselubung rindu biru kah?
ReplyDeletemenyublim itu apa yah mbak... maaf nih agak gak mudheng hehehhe
ReplyDeletesenja mang indah palagi kalo nikmatinnya di tepi pantai.. yaelah gak nyambung amat sih ni komen hehhehe maaf mbak udah lama sih gak dateng jadi pengen mejeng gitu xixixiiixx
Senja yang indah...
ReplyDeletebuk,menyublim thu apa ?hehhehe aku kok ngga mudeng ce ? o'on emng ni aku !!
ReplyDeletenikmati saat-saat itu selagi kita mampu....
ReplyDeletewadohh, kalau mendengarkan dan melihat senja, saya kalah deh heheheheh
ReplyDeletegak nahan mba :D
mbak... aku terpesona dengan gambarnya. Indah sekali !!!
ReplyDeleterasa yang tak terdefenisi..aku paling suka bagian itu.
ReplyDeletembae, kuangen! aku lama gak mampir neh, maafin ya
ReplyDelete@all, terimakasih komentarnya. Sayapun sedang meresapi rasa yang menyublim milik seseorang dalam kisah di atas tersebut. Ternyata....rasa tak bertepi itu memang misteri, dan maknyus, apalagi dihayati sambil ditemani secangkir kopi. Selamat pagi semua, ayo ngupi.
ReplyDeleteSenja ini, rasa itu semakin menyublim ...- menyublim - bahasa apa ya mba ? hehe bahasa sastrakah ?
ReplyDelete@ateh75, @dwina juga, menyublim, kata kerja yang maknanya setara dengan menjadi pekat, mengendap. Kira-kira seperti itulah, dan saya tidak tau apakah itu bahasa sastra atau bukan. Tidak ada yang baku dalam bahasa sastra, ya kan teh, hehe.
ReplyDeleteSemoga pagi ini tidak menyublim lagi yah mbak.
ReplyDeleteKalau menyublim di Kimia adalah peristiwa perubahan wujud dari Gas menjadi padat.
@Setiawan, wah terimakasih pak Guru. Renungan pikiran-pikiran, bagi saya, adalah seperti udara yang berseliweran di di otak kita. Bila kita renungi mendalam, kita endapkan,rasanya pikiran-pikiran berterbangan tadi akan mengkristal, memadat, seperti udara yang berubah wujud menjadi padat berupa kristal embun. Yah semacam itulah. Dan hehe, rasa itulah yang menyublim, katanya........
ReplyDeletepagi bu...senja yg indah ingin sekali selalu bersama...
ReplyDeletetapi tumben mampir nih bu...
maaf, beberapa bulan ini banyak hal yg harus saya selesaikan di luar kantor...jadi sangat kehabisan tenaga
Beautiful view during sunset. Satu lagi bukti keagungan-Nya. Akyu link yah mbak.
ReplyDeleteDuh indahnya...ini motretnya di mana ya mbak? Hasil jepretan sendiri kah? Jadi ngiri nih...bisa mendapat pemandangan yg cantik gitu
ReplyDeletesenja adalah kata ketika kita tak lagi berdaya melawan takdir datangnya gelap...senja yang indah
ReplyDeletetadi mo tanya nyublim itu apa.. eh udah dikasi tauk tuh.. hehe..
ReplyDeleteDia berdiri di ketinggian rasa, pada senja yang semakin meninggi dan menyublim
Dia menangis di dalam sepi, pada senja yang merona... jiah jiah... ngareeppp biasa berkata indah seperti mba elly...
bunda.....gambarnya indah bangeet.....sejuukk..ella sukaaaaa
ReplyDeletewuih,,keren
ReplyDeletemenyublim juga nih
kikikikikik
Mbak, saya datang menikmati rangkaian kata2nya sangat indah.
ReplyDeleteKoq saya ndak bisa ya merangkai kata indah seperti ini, ajari dunk Mbak
Senja yg indah di tepi pantai adalah favorit aku apalagi dinikmati berdua sama orang terkasih.
ReplyDeleteKunjungan perdana salam kenal aja.
akhirnya rasa ini tergenapi juga,.. ketemu juga nih sama bang boy,lama gak nongol...ternyata sekarang baru absen disini.
ReplyDeletebunda ,kata2ne mantap...
kunjungan sore mbak... kangen uda lama ngga mampir, yah maklum komputer rusak hiks. tp puisinya indah banget... walau otak sy yg lemot ini kudu membaca berulang kali spy bs dpt poinnya. tp mungkin tiap kepala pny makna pendefinisian yg berbeda, serenada senja yg indah...
ReplyDelete@Boykesn, terimakasih mas. Yah gpp, sy mengerti kesibukannya. Kl gak sibuk lg update postingannya ya, banyak yang kangen sm tulisan mas boyke.
ReplyDelete@Uke Poet, thanks sdh mampir lg. Silahkan mbak kl mau dilink.
@Fanda, thanks. Iya mbak,di sanur wkt itu
@Ayik, hehe, that's the point
@Ducky, hehe, paling bisa
@Sussy Ella, thanks la
@Yanuar, thanks. Iya subliman senja kawan
@Mantan copeyt, bisa aja. Anyway, thanks.
@Si Semut, wah sama dong
@Ahmad F, iya keliatannya beliau sdg sangt sibuk tuh
@Rosi Atmaja, hey thanks sdh mampir lg. Yah, begitulah seremada senja tentang rasa yang menyublim.
tak baca sampai 3 kali kok tetep nggak bisa tau makna yang sebenarnya apa ya mbak?
ReplyDeleteemang payah aku ini. hehe..
kata-katanya indah banget mbak, tapi aku nggak tau makna yang tersirat di dalamnya. kasih tau donk mbak??
:-)
@Jimox, halo sobat. Yah pemaknaan akan sesuatu pada orang per orang tidak bisa disamakan, santai saja. Saya tidak akan bisa menjelaskan, soalnya rasa itu susah didefinisikan. Saya bilang ini melati, wong jimox merasakannya sebagai sapi, misalnya, kan susah, hehe. Tapi apapun, semuanya sah-sah saja kawan. Terimakasih. Apapun yang jimox rasakan saat membacanya (melihat sapi, atau melati, atau merasakan pusing), itulah maknanya sobat.
ReplyDeleteMungkin karena terlalu dalam artinya sehingga aku enggak bisa mengartikannya,,emang atok aku lagi dudut
ReplyDeletewhoa..aq jg salah satu yg dudud..gag ngerti artinya apaan tapi kayaknya lagi merenung y
ReplyDeleteudah ngupi mba?? ni saya lagi ngupi sambil baca postingan mba... yang kali ini harus direapi lebih dalem lagi..
ReplyDeletebiar mudheng :)
@Hamster copo, suzhu, dan Ega, hehehe, sesuai isi sebagian bait tulisan di atas, rasa itu tak terdefinisi, jadi.....he,resapi saja, kalau ada yang bisa diresapi. Kalau tidak, ayo.....kita kita ngupi, makan bakso, chatting, atau nonton sinteron yuk. Terimakasih sudah mampir.
ReplyDeleteMalam, mbk..
ReplyDeletemaaf baru mampir nih, habis membereskan 'rumah' yang baru di 'cat' :)...
gak bisa ngomong deh, pic nya indah...kata2 nya sarat makna...speechless...
keren pokoknya.
o ya, mbak..aku punya award untukmu... :)
menyublim ttu apa yak?
ReplyDeletepeleburan dari padat ke gas yah?
mhauhahahaa.
ga ngerti mbak.
:D
Mbak..meskipun aku gak tahu persis apa arti menyublim
ReplyDeletetapi aku merasakan bila senja kadang suka berubah perasaan
entah itu menjadi sedih atau senang
tak ada yang kekal...
ReplyDeletehidup ini hanya mampir ngeblog! Hush!
Mbak, I'm back setelah lama vakum, mblenger liburan! Kangenku padamu, muah!!