Percakapan Pak Belalang dan Bu Daun Soal Pendaftaran Capres-Cawapres


Pak Belalang terlihat anteng nangkring di helaian Bu Daun sore ini. Mereka terlihat kompak, dan agak mesra, tidak seperti biasanya. Ya sore ini kelihatannya mereka sedang mengobrolkan sesuatu. Asyik sekali sampai mereka berdua tidak menyadari kalau saya sedang mengamati. He, tepatnya nguping percakapan mereka. Perihal apa sih ? Wuih jangan tanya, mereka berdua tidak mau ketinggalan dengan gunjang-ganjing dunia ini . Ya...., soal Pendaftaran Capres-Cawapres yang sedang ramai dibicarakan ini.

Bu Daun, "Jadi sudah pasti pak, cuma tiga pasang yang maju...?"
Pak Belalang, " Ya gitulah. Sampeyan mau berapa lagi. Wong itu saja sudah merepotkan, bakal 2 putaran bu..."
Bu Daun, "Wah kalau cuma 3 pasang itu, gak sreg saya pak "
Pak Belalang, "Lha memang kenapa bu ?"
Bu Daun, terlihat agak masgul, " Halah pak, gak ada yang meyakinkan bagi saya. SBY terlalu lamban, Mega cuma bisa nangis aja, Yusuf Kalla, kok bagi saya terlihat licik, ambisius banget, dan menjengkelkan.."
Pak Belalang, kalem seperti biasa, "Sabar bu, paling tidak diantara 3 pasang itu kan ada yang terbaik. Ya terbaik diantara yang buruk"
Bu Daun, terdiam sejenak.
Pak Belalang, "Mega kalau didampingi Prabowo mungkin bisa lebih tangkas.."
Bu Daun, " Ah itu lagi....., saya malah heran kenapa Prabowo mau mendampingi Mega, kenapa gak sekalian dia aja yang jadi Capres"
Pak Belalang, "Ya sikonnya gak memungkinkan bu. Jelas dia mau banget jadi Capres, tapi inilah kompromi"
Bu Daun, "Atau jangan-jangan dia mau mendampingi karena si TK sudah sakit-sakitan, jadi bisa agak leluasa dia nanti"
Pak Belalang, matanya mengerjab karena kaget dengan prediksi itu, "Ah ya gak dong bu, gak boleh se'udzon lho"
Bu Daun, "Jadi nanti pilih yang mana dong pak ?"
Pak Belalang, sambil batuk-batuk kecil, " Ya kalau saya jelas pilih yang terbaik diantara 3 pasang itu"
Bu Daun, "Siapa...? ah saya tau yang bapak kagumi itu kan, yang kalem, sopan, dan bijak itu...!?"
Pak Belalang, "Ya rahasia dong. kalaupun iya, itu masuk akal juga kan"
Bu Daun, "Terserah bapak deh, itu kan haknya sampeyan. Kalau saya mending golput saja..."
Pak Belalang, agak terperangah campur jengkel, "Wah jangan bu. Tapi, ya...itu hak ibu juga"
Pak Belalang ,lagi, sambil mengingat-ingat pidato tokoh idolanya itu, " Saran saya sebaiknya milih lho, itu kalau ibu mau jadi pelaku sejarah bagi perjuangan bangsa kita ini".
Bu Daun, "Pak eling, eling, kita ini cuma daun dan belalang, bukan manusia....."

Maka demi ucapan Bu Daun itu, tiba-tiba percakapanpun terhenti. Keduanya baru tersadar kalau mereka hanya serimbunan Daun dan seekor belalang, jelas saja tidak akan ikut dalam pilpres nanti. Saya jadi agak kecewa. Padahal, hehe, tadi asyik mendengarkan obrolan sok tau mereka.

Demikian kawan lamunan dan renungan saya saat tengah ke halaman samping rumah saya. Lagi-lagi menemukan seekor belalang sedang nangkring di tanaman saya. Ya, barusan tadi saya keluar rumah sejenak. Hawa agak panas di dalam. Mungkin akibat makan tekwan (sejenis Sup Bakso Ikan, makanan khas Palembang) dengan sambal yang agak kebanyakan tadi. Saya masuk kedalam rumah lagi ya, pasti anggota keluarga saya juga sudah selesai makan tekwannya. Silahkan anda ikut melamun juga merenung kalau mau. Kalau mau merasakan sedapnya tekwan saya, ya silahkan mampir kesini, ke rumah saya. Selamat sore semua.

Comments

  1. hehehe, keknya mbak elly cocok nih jadi pengamat politikus.

    ReplyDelete
  2. seting percakapannya bagus nih..
    memang bikin bingung kita sebagai rakyat bisa ini ya..bu...
    wong belalang aja sampai lupa mesti memakan daun, bukan bercakap-cakap kan bu...?

    ReplyDelete
  3. Ha...ha... ternyata pak belalang muncum kembali dengan nujumnya...Pak Belalang bernujum politik Indonesia,

    ReplyDelete
  4. Bu daun bilang ke pak belalang: udahan yuk, ada bu ely lagi nguping... :))

    ReplyDelete
  5. hehe..
    ibu bisa saja.....
    belalang dan daun ja bisa berfikir seperti itu kenapa kita tidak??

    "belalang dan dalam ilusi manusia"

    ReplyDelete
  6. Pak belalang serang yang jujur atau pembohong?

    ReplyDelete
  7. hebat. belalang aja bisa dijadikan renungan.

    ReplyDelete
  8. hmmmmmmmmmm,,
    ibuQ,,sepertinya saya hari ini sudah tiga kali menemui posting ttg capres,,
    heheheh,,
    semoga pak belalang dan bu daun juga berdo'a,semoga siapapun yang menjadi president,inget allah,menjaga amanah dengan baik,
    dan tentunya bisa membawa negara menjadi lebih maju!
    amin !

    ReplyDelete
  9. budidayakan golpuuuuuuuuuuuuuuutttttttt,,
    halah,,mau ikut ikutn bu daun N pak blalang yah,,berarti bukan manusia dunk,,xiixix
    (untung aku ngga nyontreng )

    ReplyDelete
  10. @all, saya baru selesai ngisya. Ya, tentu ada pembelajaran dari percakapan imajiner di atas. Dan tentu ada hikmah yg bs kita petik. Tnetu juga ini bukan soal salah dan benar. Hm, soal sikap kita menghadapi realitas, sebentar lagi pilpres. Kita renungkan saja.

    ReplyDelete
  11. Mbak.., seru juga tuh percakapan pak Belalang dan bu daun. Ternyata mereka lebih ngerti politik ketimbang saya lho... Hehehehe...

    ReplyDelete
  12. Duh imajinatif realitif bgt buk.. ibu hebat deh :)

    ReplyDelete
  13. @Reni, mbak kan udah dibilang di atas, mereka itu sekedar sok tau. Ini kan percakapan yang sering terdengar di warung kopi. Itulah percakapan yg sampai di telinga pak Belalang dan Bu Daun, terbawa oleh angin, hehe.

    ReplyDelete
  14. belalang n bu daun ja bingung n partisipasi bgt pada pilpres...

    kalau manusianya gmana ya????

    jngan kalah deh???

    pa lgi golput....

    ReplyDelete
  15. waaah aku kalah nih ama belalang, belalang bisa mikir gitu ya....heehehhe

    ReplyDelete
  16. Persoalan pilih memilih adalah hak azasi. Ibu daun berhak juga utk tdk memilih (golput). Tpi q sarankan sebaiknya gunakan hak pilihnya, dan Pak Belalang juga gak boleh mengarahkan pilihan bu daun pada calon tertentu lho...

    ReplyDelete
  17. @Generation of Inspiration, ya, bs2 kt memaknainya
    @buwel, hehe
    @AWS_tidore, siip. Hehe, Pak belalang justru cm menjawab pertanyaan Bu Daun yang mencecarnya terus. Itu metafora lingkungan kita. Faktanya di sekitar kt bnyk yg spt itu, banyak yg hopeless tp sok tau spt Bu Daun. Ada juga sosok spt pak Belalang yg merasa pilihannya masuk akal,utk dirinya tentu sj. Pak Belalang menghormati pilihan org lain kok, dia cm menjawab pertanyaan Bu Daun, begitu kata pak Belalang barusan.

    ReplyDelete
  18. hehe iya mbak sambil minum kopi yuk rame2 motret pilpres mendatang dengan kekritisan kita masing2....
    top deh pak belalalamg dan bu daunnya.

    ReplyDelete
  19. Saya milih makan tekwan di rumah mbak Elly aja, drpada bingung mikirin pilpres. Habis capresnya bkn pasangan Obama-Clinton sih. hehehe...

    ReplyDelete
  20. Eh mbak..kenapa topik kita sama ya??
    walaupun isinya beda..
    asli..saya gak tahu kalo mbak Ely posting ini
    kemarin saya sebenernya mau posting Termehek-mehek mencari Rani Juliani
    eh, gak jadi
    he..he

    Postingannya keren mbak
    cuman aku gak bisa dukung siapa-siapa
    lha wong belum punya hak pilih juga

    ReplyDelete
  21. Ga bagi2 nih tekwannya ? (Sambil ngusap iler.. )
    Politik ? no comment

    salam hangat, kunjung balik mau?

    ReplyDelete
  22. hebatya pemilihan capres dan cawapres taon ini, sampe2 belalang dan daun ikut ambil bagian. gak sekalian adu koalisi aja tuh mbak, ntar pendukungnya banyak
    ada rangting
    ada akar
    ada semut
    ada buah
    hioaaaaa balik k rumah jeruk ah... ngoceh gak jelas deh wina hari ini hehhehe

    ReplyDelete
  23. Hahaha...Pak Belalang n bu daun,cerita yang sangat asyiiik..ampe ketawa bacanya.
    Tapi no Comment kalau soal politik,gak ngerti..hehe..!
    Selalu menarik apa yang di tulis olehmu sobat...!

    ReplyDelete
  24. @Trimatra, ya mari sobat
    @Fanda, hehe.
    @Anak Nelayan,ah itu cm pkiran sok tau bu daun
    @Itik Bali, he gpp tik,kan ini yg sdg tersaji di dpn kita, hangat dmn2.
    @Chuanx, salam hangat juga, sehangat tekwan
    @Dwina, ah ngapain sy repot spt itu. Sy cm mau menyajikan apa yg sy dgr dr pak Belalang dan Bu Daun kemarin, hehe
    @Mellyta, thanks, you too friend.

    ReplyDelete
  25. wah mbak kok pake karakter belalang, aku jadi ngerasa kurang sreg sama pak belalangnya ini karena lagunya bang iwan fals "belalang tua" dan film kartum kemarin malem "the bugs life"... karena tokoh belalang sama2 protagonis dan kelakuannya sama kayak tokoh pemimpin kita yang.......(censored).

    ReplyDelete
  26. dari obrolan nya, saya tau tuh, pastinya bagi2 kekuasaan,.spy belalang ga makan bu daun,..he..hee..

    ReplyDelete
  27. Wah, semut cuma bisa diam kebingungan. Diam keinjak, lari keinjak.

    ReplyDelete
  28. hahaha
    kreatif juga sampean bu

    sep ceritanya
    saya juga gak ada yg sreg dengan 3 pasang itu
    :)

    ReplyDelete
  29. @eden, hi, bukan belalang yg itu, ini dr hikayat tanah melayu. Tapi kedua sosok mahluk dlm cerita ini, tdk mewakili sy lho. Sy cm sering melihat sosok spt ini di masy.kita
    @bayu, hehehe.
    @Ari, iya yang lain pada lari membisu tuh
    @Rusa Bawean, hehe, sebetulnya sy jg begitu.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.