Oh My God, Semakin Banyak Orang Gila di Sekitar Kita

Salah satunya namanya Udi (bukan nama sebenarnya). Udi selalu mangkal di prapatan gang dekat rumah. Sebetulnya saya sudah ambil gambar si Udi dengan senyum khas, cengirannya itu. Cuma kalau saya tampilkan disini, nanti keluarganya ada yang baca tulisan ini (mugkin saja kan), lalu protes, heboh nanti.


Udi, menurut saya tidak gila-gila amat. Malah saya curiga dia memang tidak gila, hanya menggila karena malas. Malas berpikir, malas bekerja, apatis, satu-satunya cara agar keberadaannya diterima, dimaklumi orang adalah dengan berpura-pura gila. Kenapa saya bilang Udi tidak gila, karena dia memang seperti orang normal. Kalau liat gadis cantik, dia langsung suit-suit dan berani menggoda. Dia tidak pernah mencuri meski dia lapar, dia akan minta baik-baik. Udi juga tidak pernah melakukan tindakan brutal yang menganggu ketertiban umum seperti yang sering dilakukan orang gila pada umumnya (misal berteriak histeris, kumat, atau menganggu orang dengan tindak kekerasan). Orang-orang menyebut Udi gila karena cuma duduk bengong di prapatan gang, cengar-cengir, sambil pegang radio transistor bututnya, sepanjang hari seperti itu .


Sementara selain Udi, begitu banyak orang gila berkeliaran. Di perjalanan menuju kantor seorang perempuan dengan rambut awut-awutan, kulit penuh debu yang sudah seperti jelaga, berbaju kaos lusuh tanpa celana atau rok , melintas tanpa rasa malu apalagi rasa bersalah. Rasanya yang seperti ini jelas memang gila. Di depan Rumah Makan “X” ada laki-laki yang juga dekil dan lusuh sedang duduk terpekur menekuk lutut dengan tatapan mata kosong. Di prapatan lampu merah dekat kantor ada bapak-bapak gondrong dan kumal sering teriak-teriak, berorasi sambil berjalan. Astaga, keliatannya semakin banyak saja orang sekarang ini.


Kemaren lusa di salah satu stasiun televisi, yang sedang menampilkan acara serba-serbi kampanye partai, ada seorang caleg sudah pesan tempat di RS Jiwa, antisipasi kalau-kalau dia gila jika tidak terpilih sebagai wakil rakyat pada tanggal 9 april nanti. Bukan main, sudah sedemikian desperatenya. Herannya kenapa dia ngotot nyaleg kalau dia tau bahwa dia termasuk orang yang tidak kuat mental, tidak kuat jiwa, hehe. Atau ini Cuma tindakan mencari simpati/perhatian massa saja, supaya orang kasian lalu memilih dia supaya dia tidak gila, no offense.


Oh My God, kenapa orang gila semakin banyak saja, itulah pertanyaan yang memenuhi benak saya sejak tadi pagi. Akankah, setelah tanggal 9 April (pemilu legislative) nanti, jumlah orang gila di negeri kita tercinta ini jumlahnya akan semakin banyak…..???? Semoga saja tidak, saya harap begitu.

Comments

  1. Udi tidak gila...dia hidup dalam dunianya sendiri

    ReplyDelete
  2. Yep, menurut sy jg begitu. Apa karena dia malas plus agak autis, mungkin saja. Tapi dia tokoh nyata yang sering nongkrong di dekat rumah saya.

    ReplyDelete
  3. statistik orang gila pasca 9 April diperkirakan melonjak drastizzzz....

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.