Apakah Ngopi Mengurangi Keanggunan Perempuan ? Tentu Tidak

Jika anggun itu maksudnya sikap pantas yang diharapkan dari seorang perempuan, perempuan yang lemah lembut, apakah ngopi bisa mengurangi keanggunan perempuan ??? Ah, akhirnya saya tulis juga entry ini.

Menjawab pertanyaan di atas, jawaban saya adalah TIDAK. Sebab kopi itu hanya jenis minuman yang dipilih seseorang untuk dikonsumsi, entah sesekali atau seringkali atau rutin dan terjadwal frekwensinya karena hobi. Kecuali jika perempuan yang ngopi itu, ngopinya sambil mengangkat kaki, sambil bersiul-siul, sambil gendang-gendang meja, atau setelah ngopi dia teriak-teriak, jingkrak-jingkrak, atau buka baju. Selama perempuan ngopi dengan cara tenang, biasa, ngopi tidak akan mengurangi keanggunan perempuan. Anggun atau tidak jelas karena kebiasaan, prilaku yang memang sudah terbentuk, bukan karena kopi (kecuali kopinya dicampur ganja, mungkin lain ceritanya).

Maka, jika di zaman smartphone dan era globalisasi ini masih ada orang yang mengomentari perempuan ngopi itu seperti mamang-mamang atau abang-abang (mamang becak, abang becak), saya rasa itu agak aneh juga. Apalagi jika yang berkata itu orang yang paham bahwa dalam budaya dan tradisi orang sumatera, perempuan ngopi itu biasa. Entahlah, mungkin dia sedang cari perhatian saja. 

Bagi saya, ngopi itu asyik. Kopi itu minuman ritual favorit saya. Jika dianggap orang ngopi pasti juga merokok sehingga dia anggap perempuan ngopi itu tidak anggun dan seperti mamang-mamang tadi, wew, saya ngopi sejak balita saya dan tidak merokok. Orang ngopi, tidak otomatis juga merokok. Tidak ada hubungan sifat lembut, sifat urakan perempuan/laki-laki dengan kopi. 

Jadi kawan, ngopi itu dijamin tidak akan mengurangi keanggunan perempuan, jika pada dasarnya dia anggun. Salam.