Whistling Kettle

Seberapa kuatkah suara bisa memberi semangat?  Tergantung situasi dan kondisi. Seberapa kuatkah siulan bisa menggugah dan memberi inspirasi? tergantung dari siapa dan kepada siapa siulan itu ditujukan. Whistling kettle, baca saja kalau kau mau..

Hampir sebulan yang lalu,  wistling kettle, teko dimana air minum kami dimasak mendadak rusak bagian penutupnya. Situasi yang menyebabkan ketika air mendidih teko tersebut tidak bisa mengeluarkan siulannya.  Pagi tumpah tanpa suara siulan.  Ia berjalan senyap dan agak janggal buat saya.

Tanpa siulan itu, ada suasana yang hilang. Air mendidih di teko secara diam-diam. Kadang lebih 20 menit, dan hanya menyisakan separuh isi baru ketahuan kalau ia telah mendidih. Pemborosan bahan bakar. Lebih dari segalanya, hal yang tidak mengenakan juga terjadi. Ritual ngopi jadi agak hambar. Jika biasanya seusai sholat shubuh terdengar siulan dari teko yang menandakan bahwa air telah mendidih, diikuti oleh munculnya semangat. Rasanya ingin segera minum kopi  setiap kali mendengar suara itu. 

Oleh sebab makna siulan  air mendidih ketika pagi itu sangat penting buat saya, tidak bisa tidak, whistling kettle yang rusak itu harus segera dicari penggantinya. Inilah dia, lebih mungil dari lama.

Begitulah. Jika suara whistling kettle bisa bermakna dan berdampak besar bagi saya, maka tentu banyak suara-suara benda lain yang mungkin lebih bermakna bagi orang lain. Saya jadi berpikir, seberapa kuat atau seberapa buruk dampak suara/status (kicauan) kita di berbagai jejaring media sosial, entah facebook, twitter, dan lain sebagainya? Apakah itu kicauan yang merdu, sekadar narsis, atau lebih sebagai racauan? Mungkin kita perlu belajar dari Whistling Kettle tentang siulan/kicauan yang bermanfaat dan dirindukan.  Salam.