Tadi Pagi Ia Mekar


Cuma sekuntum. Sekuntum itu sudah cukup menambah indahnya mosaik pagi tadi. Bilakah aku juga seperti ini...? Tak perduli apa, tak hirau duka. Tak sibuk meratapi nestapa. Selalu menebar keindahan kepada hari. Menebar senyum pada dunia. Begitulah seorang perempuan muda terpekur menatap sekuntum dendrobium ungu. Tadi pagi ia mekar.

Dendrobium ungu dan perempuan muda itu sebenarnya sama-sama mahluk yang sedang mekar. Bedanya dendrobium selalu memberikan senyum indahnya pada dunia, perempuan muda itu, he, tergantung suasana hatinya. Itulah bedanya.

Tiba-tiba hp perempuan muda itu bergetar tanda ada pesan singkat tiba. Benar saja, gambar amplop kuning tertututp tampil di layar hpnya,
"Aku baik-baik saja, sinyal baru ada. Alhamdulillah, masih dilindungiNya"
perempuan muda itu tak sadar melompat kegirangan, sambil mengucapkan "Alhamdulillah" yang tertahan. Setelah dua hari menanti kabar, akhirnya sang pujaan memberi kabar. Ternyata sang pujaan hati selamat dari musibah gempa itu.

Di sebelah kiri si Angin Selatan, sebelum menyampaikan cerita ini ke saya, sempat mencibir, "Huh, yang dihiraukan cuma pacarnya saja, Orang yang lain yang jadi korban, dia tidak perduli"
Begitulah gerutu si angin usil. Sedang Dendrobium ungu yang mekar tadi tetap memandang perempuan muda itu sambil tersenyum. Angin yang usil itu sesekali meliukkan dahannya, malah semakin membuat indah senyum sang bunga.

Tiba-tiba lagi, hp perempuan muda itu bergetar kembali, malah dengan dering khasnya, tanda ada telpon yang masuk. Maka terjadilah percakapan ini,
"Maaf baru bisa menghubungi kid (dik yang dibalik), sinyal baru ada" ujar sang penelpon
"gak apa-apa, yang penting kanda selamat. Bagaimana keadaan disana ? "
"Parah kid, hotel tempatku menginap rusak berat. Banyak bangunan rusak, korban jiwa juga banyak"
"Yah, musibah bisa datang kapan saja. Di kantor kami sedang menggalang dana bantuan untuk bencana disana"
"Baguslah. Kami juga begitu. Musibah ini adalah musibah untuk kita semua......."

Itulah isi sebagian percakapan telpon itu. Kelihatannya percakapan itu masih terus berlanjut. Angin selatan yang usil tadi lalu manggut-mangut, entah apa maksudnya. Barangkali sang angin menyesali diri telah mencibir tadi. Entahlah. Sang bunga ungu yang sedang mekar, makin merekahkan senyumnya. Perempuan muda itu, wajahnya kini merona Ia terlihat sumringah. Ia menyunggingkan senyum. Indah merekah seperti dendrobium ungu itu.

Demikianlah kisah rona dendrobium ungu dan perempuan muda yang sedang merekah senyumnya. Keduanya tengah mekar pagi tadi.
Dan pagi tadi sang perempuan muda telah sedikit belajar dari si bunga ungu tentang keikhlasan senyum. Betapa senyum iklhas di dada tidak boleh terhenti, sebab setelahnya asa akan selalu ada. Begitukah wahai angin selatan ? Sang angin kembali manggut-manggut. Heh, betul-betul angin.

Comments

  1. Pelajaran berharga. Tentang angin, tentang bunga, juga perasaan manusia...

    ReplyDelete
  2. Eh, tumben saya pertamanya hehehe.. keknya, saya harus kembali ngeblog nih, biar otake fresh :)

    ReplyDelete
  3. semoga selalu ada kisah selanjutnya ttg bunga,
    semoga selalu ada wacana tentang semesta,
    semoga sang angin menyampaikan pesannya untuk mereka,....

    dan semoga tak ada lagi berita duka untuk esok,

    ReplyDelete
  4. alhamdulillah kalau orang yang terkasih baik2 saja..bukan saja getaran bumi yang membuat panik para penghuninya, tapi sebuah komunikasi juga dapat membuat panik para pelakunya, karena tiada terhubung dengan orang terkasih..

    semoga perempuan muda itu benar2 tenang oleh kabar yang menyejukan..

    ReplyDelete
  5. Hmm...pasti indah sekali mekarnya ya mbak..
    senangnya menikmati keindahan dengan mekarnya Dendrobium.
    Namun sayang, harus ada perasaan sedih dengan adanya musibah gempa bumi

    ReplyDelete
  6. yah.... mari kita maknai....
    hidup itu penuh makna...
    baik suka maupun duka...
    mari kita doakan.. saudara kita yg tertimpa bencana di Sumbar....

    ReplyDelete
  7. dendrobium itu.. anggrek ya...

    semoga kita selalu terlindung ya.. ati2 di palembang sista...

    ReplyDelete
  8. hidup selalu diawali dengan tumbuh, mekar, dan layu.

    Semoga saudara-saudara kita di Sumatera Barat dan sekitarnya selalu diberi kekuatan, ketabahan dan pertolongan Tuhan...amiinnn..

    ReplyDelete
  9. Alangkah Indahnya saat dia mekar, semoga pagi ini hati kita semuapun dapat mekar dengan indah dan kembali menebar aroma persahabatan dalam dunia blogosphere

    ReplyDelete
  10. Pasti yang diperhatikan dulu adalah orang2 terdekatnya, orang yang dicintainya barulah melebar pada yang lebih luas

    ReplyDelete
  11. alhamdulillah.. berarti tidak harus ada tangis yg pecah lagi di awal oktober yg biru ini... dendrobium harusnya bs memberi pelajaran berharga buat kita utk bercermin

    ReplyDelete
  12. selalu berawal dari bunga mekar lalu di foto kemudian melamun sejenak mencari arti,juga makna dibalik yang tampak.....

    semenit kemudian jari2 mungil melukiskannya dalan untaian kata yang indah dan penuh makna yang dalam tentang sejuta tema yang berbeda...

    *makasih nasehatnya kak,,,*

    ReplyDelete
  13. Bunga kan tumbuh, mekar dan layu, begitu juga hidup,akan ada cerita yang terus menerus seperti yg telah tertulis olehNYA...

    Sebuah artikel yg penuh pesan moral mbak..benar2 penuh makna

    ReplyDelete
  14. hmm....memang begitulah manusia. tapi gak bisa disalahkan juga. perempuan itu pasti bersyukur krn kekasihnya selamat, tapi dia juga pasti sedih dg orang2 yg jadi korban.

    ReplyDelete
  15. She's happy to know him in the good condition, though the wind in a bit jealousy to convey the news to her.

    Condolence to the people of Sumatera,

    ReplyDelete
  16. Yup betul bngt Mbak, musibah bisa datang kapan aja. Adalah orang2 picik yg tega mengaitkan, terjadinya bencana akibat dari presidennya SBY lagi

    ReplyDelete
  17. Yup betul bngt Mbak, musibah bisa datang kapan aja. Adalah orang2 picik yg tega mengaitkan, terjadinya bencana akibat dari presidennya SBY lagi

    ReplyDelete
  18. @all, terimakasih komentarnya. Si tokoh di cerita di atas mungkin telah belajar dari si bunga ungu bahwa hidup memang harus selalu tersenyum, dan jangan pernah menyangsikan sebuah asa. Dan ya, musibah di Sumbar adalah musibah kita semua.

    ReplyDelete
  19. Setiap bencana pasti meninggalkan duka dan nestapa, tak seorangpun yang bersorak menerimanya......

    ReplyDelete
  20. bahagianya kalo menyambut pagi yang cerah dengan sebuah senyuman

    ReplyDelete
  21. Postingan yg memberi semangat . Besok pasti ada hari yg lebih indah.

    ReplyDelete
  22. Betapa senyum iklhas di dada tidak boleh terhenti, sebab setelahnya asa akan selalu ada.

    pencerahan mantap sekaligus penyemangat.

    ReplyDelete
  23. selamat pagi bu,wah saya punya banyak bgt bungan anggrek di rumah...maen2 ke semarang bu.......salam kenal

    ReplyDelete
  24. anggreknya cantik banget...

    mekarnya membawa kebahagiaan ya..

    ReplyDelete
  25. Hendaknya kita selalu menjadi sekuntum bunga yg sedang mekar di pagi hari ya... Aku datang buat menyapa mbak Elly. pa kabar?

    ReplyDelete
  26. mampir lagi melihat bunganya yg cantik

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.